Acara inti berhenti sampai di sini. Besoknya kami meluncur ke Pattaya, kota yang tak pernah saya singgahi. Berjarak sekitar 2-3 jam, Pattaya merupakan red district-nya Thailand.Â
Segala jenis hiburan anti mainstream ada di sini. Lokasi pertama kami adalah Floating Market Pattaya.Pasar apung ini saya pikir awalanya tidaklah besar tetapi baru ketahuan saat saya mau keluar dari destinasi ini, rungsing nyari pintu keluarnya di mana.
Kami nggak belanja dan sibuk melihat banyak turis excited main perahu-perahuan. Tidak ada yang begitu menarik hari. Semua hanya berisi jajaran toko penjual souvenir, makanan dan lain-lain. Entah kenapa saya gak gitu tertarik cuma ada satu bapak yang ngukir sabun menjadi berbagai bunga yang cantik. Pas saya potrek cekrek cekrek langsung diomelin hahaha.
Setelah dari pasar apung, kami mampir makan siang di pinggir pantai Pattaya. Dengan hanya berdua yang makan siang sebab gak puasa, kami mulai bergosip soal berbagai hiburan di Pattaya ini.Â
Saya selidiki sedikit soal pengalaman tour guide di Pattaya. Nyatanya emang WNI demen hiburan berbau seks yang agak-agak gak normal gitu. Jadi sebenernya bukan si guide yang nawarin mau nonton pertunjukan homo atau yang lainnya. Tapi mereka emang udah cari sendiri mau ke klab gay atau lesbong.
Malah pernah katanya emak-emak mau ke tempat-tempat begituan, sebagai guide cuma nganterin aja tamunya mau kemana cuma emang kadang2 tamunya juga ada yang bandel ilang-ilang dibawa PSK sana. Hahahaa... duh. Saya pun berkesempatan lewat di red district ini dan menemukan fakta yang bener-bener bikin mulut ternganga! apa tuh, cek videonya dulu ni. Cerita lainnya di sini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI