Sampai di bandara Haneda ada insiden tak terduga terjadi. Tadinya saya fokus dengan staf bandara yang melayani kita dengan sangat awkward, saya rasa dia anak baru atau anak magang. Jadi wanita muda ini, kayaknya bertugas mengarahkan kemana penumpang maskapai harus laporan visa dan mengambil bagasi.Â
Saat saya samperin, dia kikuk dan gak bisa bahasa inggris duh elah. Dan akhirnya, kejadian tak terduga pun datang. Salah satu peserta tur ini hilang koper. What! itu isinya baju semua sih tapi ya masa selama 4 hari dia pake baju itu aja. Gimana ceritanya.Â
Si bapak yang kelihatan sedikit arogan ini pun langsung memarahi mbak-mbak kikuk tadi. Menanyakan keberadaan kopernya. Nah, celaka kan si mbaknya gak bisa bahasa Inggris juga.Â
Saya sebenernya ingin bantu berhubung si bapak bahasa Inggrisnya belepotan tetapi tetap pede yaudah lah. Silakan diurus saya tunggu (jahat amet saya).Â
Akhirnya si mba ngibrit ke atasannya yang ternyata bisa bahasa Inggris. Akhirnya keberadaan kopernya nanti akan dilacak dan diantarkan ke hotel kami. Sebenernya saya sedikit merasa kasian dengan orang-orang Jepang itu, saya percaya mereka profesional dibanding di negara kita. Tapi si bapak peserta ini maki-makinya dan intonasinya ga santai jadi muka-muka orang Jepang itu pada pucat pasi. Duh...Â
Alhasil, dalam waktu sekitar 8 jam, koperpun kembali. Bener kan, orang payung aja di sini bisa balik lagi (katanya) gimana koper. Entah kenapa perasaan saya jadi nggak nyaman setelah kejadian ini.Â
Setelah keluar bandara rombongan kami pun bertemu dengan tour guide yang merupakan mahasiswa Indo. Saya melihatnya juga bersikap kikuk, kenapa ya? apa jepang membuatnya jadi begitu. Setelah mengabsen dia langsung mengurus kartu freepas kami selama 3 hari. Ini untuk bus dan juga subway. Sama kayak singapore, tinggal tap semua bisa jalan.Â
Saya lihat dia sedikit kebingungan padahal udah tinggal lama juga di Jepang. emang sih susah menemukan stasiun-stasiun di jepang yang banyak begitupun pintu keluar masuk serta jalurnya.Â
Ruwetnya peta bisa dilihat di video saya. Oke kami excited banget pertama kalinya naik subway, semua serba rapi dan semua kanji bergelantungan di atap-atap kereta.Â
Saya memandangi pekerja kantoran yang tampak bermuka tidak ramah. Benar saja mereka memandangi kami yang berisik karena heboh liat pemandangan sepanjang subway.Â