Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita Madu dari Bunga Opium dan Budha Bobo di Bangkok

2 Februari 2021   10:31 Diperbarui: 2 Februari 2021   10:39 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi di hari kedua Bangkok meja sarapan kami sudah penuh bukan dengan makanan tapi dengan laptop. Kami pun makan asal telan, benar-benar menikmati kerja kami. Asssshhh...

Perjalanan pertama kami dimulai di rumah penjual madu Big Bee Farm. Kami pikir kami bisa lihat tawon beneran eh tau-taunya cuma presentasi mengenai madu dan ujung-ujungnya disuruh beli. Wkwkwkw... malesin banget. 

Jadi dikasi tahu si cara milih madu yang ternyata juga dari bunga-bunga opium. Lebah yang mengisap bunga opium biasanya punya kualitas madu yang baik. Huwoww... Tapi peternakan madu nggak ada di Bangkok adanya di daerah sejuk kayak Chiang Mai Chiang Rai gitu. 

Menurut saya pengelolaan produksi madu di sini udah bagus sih. Bahkan katanya madu-madu Thailand juga udah diimpor lho dan ada di e-commerce shoppe atau Tokped. 

Dari rumah madu ini kami ke kuil-kuil, Wat Arun dan Wat Pho. Pertama, Wat Pho yang ada patung budha tiduran. Jadi patungnya panjang banget dan semua orang berebut foto di sana. Yang uniknya ada kendi-kendi sepanjang kuil ini jadi orang yang mau berdoa bisa masukin koin di sepanjangnya. 

Masuk ke sini juga perlu pakaian sopan dan lepas sandal. anjungan atau menara-menara mini di sini juga colorful karena disusun dari pecahan-pecahan keramik warna warni. 

Bikin pengen foto dimana-mana tapi susah karena banyak orang. Bos saya menolak untuk foto-foto di kuil dengan alasan tidak diperkenankan secara agama. Waduh. Kalau saya sendiri santai saja sih asal tidak menganggu saja. 

Dokpri
Dokpri
Dari Wat Arun kita bergeser ke Wat Pho. Lucunya untuk ke Wat Pho harus menyeberang melewati toko-toko suvenir dan naik perahu. Tapi kalau dikira lama naik perahunya, itu nggak karena cuma nyebrang doang wkwkw. Uniknya juga setiap kita dikasih minyak angin kirain emang bakal lebai banget perjalanannya jauh gitu tapi tau-taunya kan enggak. 

Emang si penyeberangan dengan perahu ini juga dibilang tidak nyaman. Kenapa? karena airnya kali Chaopraya secoklat susu wkwkwk dan bau. Untung nggak lama. Angin di Bangkok ini juga gak ada jadi bener-bener engap banget. Nah sudah mulai deh wajah-wajah nggak nyaman gara-gara cuaca ini. 

Makanya pas di Wat Pho udah pada ga semangat. Dan kita lucunya ga boleh masuk karena waktu sudah mepet dari jadwal. Jadi saya belum banget eksplor Wat Pho meski udah dua kali ke sana wkwkwk. Cuma yang terlihat ada pagoda yang menjulang dengan warna putih gading. Cukup memukau. 

Dokpri
Dokpri
Habis dari dua kuil itu, kami bergeser ke exhibition perunggu dan emas. Lagi-lagi gak cocok dengan gaya liburan saya yang enggak doyan belanja. Apalagi mahal banget. Tapi serius, Thailand untuk pengelolaan hal-hal seperti ini bener-bener profesional dan kita harus belajar lho dari mereka. Beneran serius serius!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun