aro·gan·si n kesombongan; keangkuhan: kalau tidak mau meminta maaf, berarti dia mau menunjukkan -- kekuasaannya
Kemarin sore saya pulang dari kantor, jalan di depan kantor -yang lebarnya hanya 4 meter- macet. Saya tidak tahu apa penyebabnya, tapi sepertinya kemacetan yang terjadi cukup panjang. Di pertigaan macetnya luar biasa. Tapi yang macet kok tidak hanya jalur sebelah kanan saya, jalur yang saya ambilpun macet, padahal kemacetan utama ada di jalur kanan.
Dengan agak sedikit 'nakal', suami saya melewati lahan parkir Ruko. Setelah beberapa meter, kami melihat ada sebuah mobil (saya lupa merek mobilnya, yang jelas sejenis Avanza atau Xenia). Mobil tersebut menyerobot jalur. Dia mengembat jalur kami.
[caption id="attachment_97300" align="alignnone" width="300" caption="Yang warna Merah adalah si penyerobot"][/caption] Setelah kami tepat berada di samping mobil tersebut, kami melihat siapa yang ada di dalam mobil. Ternyata ada beberapa orang di dalamnya, dan mereka memakai seragam Kepolisian. Dua orang di depan sepertinya 'berpangkat'. Memang beberapa ratus meter lagi terdapat kantor Samsat, mungkin mereka adalah Polisi yang bertugas di sana. Mereka tersenyum -saya melihatnya sebagai sebuah seringai yang memuakkan-, seperti membanggakan diri bahwa mereka bisa melanggar seenak udel mereka. Ingin rasanya moment itu saya abadikan, namun hujan yang cukup deras membuat saya mengurungkan niat. Karena saya hanya mempunyai kamera pada Handphone saya. Kami benar-benar kesal dengan tingkah aparat kepolisian yang arogan seperti mereka. Ternyata Indonesia tidak berubah walaupun Presiden sudah berganti berkali-kali, namun arogansi aparat penegak hukum sepertinya tak akan pernah berganti..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H