Mohon tunggu...
tyasrofiqah
tyasrofiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

chill

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mendidik Siswa SMA: Pentingnya Pertolongan Pertama pada Luka Bakar

2 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 2 Januari 2025   20:54 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Malang – Luka bakar sering kali dianggap sebagai cedera kecil yang bisa diatasi dengan cara-cara seadanya. Padahal, penanganan yang salah justru dapat memperburuk kondisi korban. Untuk mengatasi permasalahan ini, Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.Kep.MB., Mat., seorang dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), memberikan pandangannya tentang pentingnya edukasi pertolongan pertama pada luka bakar, terutama di kalangan siswa SMA.

Menurut Faqih, “Luka bakar merupakan masalah kesehatan yang serius dan sering terjadi di rumah. Banyak orang belum mengetahui bagaimana cara menangani luka bakar dengan benar. Edukasi kepada siswa SMA adalah langkah strategis untuk memperbaiki kesalahan ini.”

Faqih memaparkan, edukasi kesehatan yang diberikan kepada siswa SMA tentang penanganan luka bakar telah menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan menggunakan media video dan metode demonstrasi, para siswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga dipraktikkan secara langsung bagaimana menangani luka bakar dengan benar.

“Kami menggunakan pendekatan yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Melalui video dan demonstrasi, siswa lebih mudah menyerap informasi, sehingga mereka bisa langsung menerapkannya dalam situasi nyata,” tambahnya.

Program ini dilaksanakan pada Maret 2020 dengan melibatkan 52 siswa kelas X dan XI. Sebelum diberikan edukasi, banyak siswa yang hanya memiliki pemahaman terbatas mengenai pertolongan pertama pada luka bakar. Namun setelah program selesai, perubahan yang signifikan terlihat pada sikap dan praktik mereka.

Faqih menjelaskan bahwa sebelumnya, siswa cenderung menggunakan metode tradisional seperti mengoleskan pasta gigi atau minyak pada luka bakar, yang sebenarnya tidak dianjurkan. Namun setelah edukasi, siswa belajar langkah-langkah yang benar, seperti membasuh luka dengan air mengalir selama 10-20 menit untuk mendinginkan area yang terbakar.

“Sebelum pelatihan, sebagian besar siswa kurang paham tentang pentingnya penanganan awal yang benar. Namun setelah diberikan pelatihan, mayoritas siswa mampu mengaplikasikan langkah yang benar dalam menangani luka bakar,” ungkap Faqih.

Hasil program ini juga menunjukkan bahwa pendekatan edukasi berbasis video dan demonstrasi dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penanganan luka bakar.

Faqih berharap program ini dapat dilanjutkan dan diterapkan di sekolah-sekolah lain, sehingga semakin banyak siswa yang mendapatkan pengetahuan tentang penanganan luka bakar. “Kami berharap ini tidak berhenti di satu sekolah saja. Sebagai bagian dari pengabdian masyarakat, program ini bisa menjadi upaya jangka panjang untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,” pungkasnya.

Dengan adanya program seperti ini, diharapkan kesalahan dalam penanganan luka bakar dapat diminimalkan, sehingga dampaknya tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mengurangi risiko komplikasi akibat luka bakar yang tidak ditangani dengan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun