Kadangkala,aku begitu ingin menyayangimu terang-terang,
Membiarkan semua orang tahu,
Kamu milikku,
Dan aku milikmu.
Namun seringnya,
Nyaliku ciut,
Aku takut,
Takut perempuan itu bersaut,
Dan merayumu bak angin ribut.
Entahlah,
Ketika menulis ini,
Aku hanya sedang berangan-angan,
Kalut dalam senyuman,
Dan sepertinya,
mengingatmu sudah jadi kebiasaan.
Tuan,
Izinkan aku,
Perlahan-lahan tapi pasti,
Ku bawa bintang memeluk kita,
Kukayuh roda bumi menjaga kita.
Tuan,
Jangan labuhkan sampan sabar,
Jangan hiraukan bising di kepalamu yang gusar,
Jangan biarkan aku sendirian, Tuan.
"Boleh jadi, mencintaimu diam tak bersuara,
Menuntun langkah hidupku kepada bahagia selamanya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H