Mohon tunggu...
Tyaseta Rabita N S
Tyaseta Rabita N S Mohon Tunggu... Human Resources - Tyas

Senang saling membantu, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah Sekolah Si 0

25 Maret 2014   01:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari, hiduplah seorang yang bernama 0 (kosong). Ia mempunyai ciri buta, tuli, bisu, serta sakit lain yang dideritanya sepanjang hidupnya.

O bersekolah di haus, disana begitu sangat amatlah menyenangkan. Ia bisa berbuat onar sesukanya. Tapi, ternyata, takdir berkata lain...0 pun akhirnya pindah ke Indonesia.

Namun, identitasnya terpaksa diganti karena sistem yang berlaku di semua sekolah lingkungan 0 berada. Pendidikan ia tempuh, sampailah ia di masa SMP.

Masa itu, adalah bagai awan hitam yang menaungi kota. Hitam bak ban. 0 harus menerima pujian "Kamu anak perempuan rendahan!" dan jeweran disertai pemukulan sapu lidipun dilakukan oleh 1.

Derita itupun berlanjut, 1 selalu menghantuinya. SMA, tepat kelas 3 dimana ia seharusnya bisa bersaing dengan teman yang dipilihkan untuknya yakni yang berprestasi semua. Coba aja bayangin, sekelas sama juara umum, juara satu sampai sepuluh. Minder...makin berantakan....Syukurnya 0 lulus dengan nilai sempurna waaw 3!

Masuklah 0 ke perguruan tinggi ternama, ia pun mengasingkan diri. 0 ingin membunuh orang dan dirinya sendiri! Namun, angka selanjutnya menolongnya... Terima kasih Tuhan udah nolong si 0.

0 terburu-buru untuk lulus, soalnya adik-adik tercintanya mau pindah sekolah! Mati! Penguberanpun dilakukan....

Lulus! IPK 3,8! Hebat!

Terus...

Motong jalur karena 0 ingin belajar, maka ia pun kuliah lagi. Tapi....ia direndahkan...hebat!

Berawal dari 0 dimintai 1 uang untuk tugas komputer, padahal cuma secuil, seperti itu? Padahal, yang buat programnya ya si 0 itu. Perseteruan 0 pun berlanjut....Saat itu, ia mendengar temannya yang embeer mengadu dombakan 1, 0 mendengar 1 tertawa terbahak-bahak sambil berkata "Lucu ya....kita lihat perilaku berikutnya apa lagi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun