Mohon tunggu...
Tyas Effendi
Tyas Effendi Mohon Tunggu... -

Addicted to books, writing, and reading. Studies English Literature at University of Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

'Lagu Dewasa' Semakin Diminati Anak-Anak?

5 Juni 2012   04:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Telinga kita tentu tidak asing dengan lagu anak-anak yang bercerita tentang pelangi atau balon. Lagu-lagu tersebut bahkan begitu membekas di memori otak kita karena memang lagu-lagu itulah yang ketika kecil dulu diajarkan kepada kita. Teman-tema yang diangkat sederhana, namun berisi tentang kegiatan seputar anak dan kehidupan. Pesan yang disampaikan dalam setiap lagu pun berpotensi untuk membentuk karakter anak yang cerdas, taat pada orang yang lebih dewasa, dan berkelakuan baik.

Sangat memprihatinkan sekali saat realita yang kita dapati saat ini berkontradiksi dengan dahulu. Lagu-lagu yang tak asing terdengar anak-anak sekarang adalah lagu-lagu untuk orang dewasa yang sebagian besar bercerita tentang percintaan—sebuah tema yang sesungguhnya masih sangat jauh untuk anak. Hal ini karena tema cinta yang disuguhkan bukan cinta orangtua pada anak, namun percintaan pasangan dewasa. Bahkan, maraknya k-pop pun mengundang anak-anak untuk membentuk sebuah boyband cilik yang lagunya—sangat mencengangkan—adalah lagu orang dewasa.

Lagu-lagu dengan tema yang teramat jauh dari umur anak tersebut memberikan dampak negatif bagi perkembangan moral dan mental anak. Mereka yang seharusnya memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar atau bermain malah memikirkan tentang jodoh dan pacar. Dengan kata lain, seolah-olah mereka dewasa lebih cepat.

Bagaimanapun juga, kita tidak bisa membuat stereotype tanpa penelitian yang jelas tentang masalah ini. Hal ini dikarenakan dalam pendidikan formal yang didapatkan anak di playgroup, Taman Kanak-Kanak, atau Sekolah Dasar, guru mereka masih banyak mengajarkan lagu anak-anak. Lagu-lagu yang diajarkan di era ini bahkan semakin kreatif. Namun, lingkungan di luar sekolah terlalu banyak berpengaruh. Anak-anak lebih mudah mengingat lagu-lagu band melayu atau boyband dari televisi dan radio daripada lagu yang diajarkan di sekolah.

Dalam peringatan Hari Anak-anak sedunia pada 1 Juni diharapkan kita ingat untuk menghadirkan kembali lagu anak-anak yang sudah terlupakan untuk adik-adik kita. Tak hanya di tanggal itu saja, seharusnya setiap hari kita selalu mengajarkan lagu-lagu yang sesuai umur pada anak-anak, demi terwujudnya generasi penerus yang bermoral baik.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun