Tyas Dwi Nur Insani (11230541000007)
Dosen Pengampu Bapak Muhammad Firdaus, Lc., MA.,ph.D.
Kesejahteraan Sosial 2A
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Manusia sebagai hamba allah yang mempunyai banyak kelebihan serta kekurangan, sudah sepantasnya ia bangga dengan penciptaan Allah yang begitu sempurna yang dapat membedakan ia dengan makhluk lainnya, bangga di sini memiliki arti bahwasanya kita sepatutnya taat akan segala hal yang sudah Allah tetapkan dengan menjauhi larangan yang sudah Allah perintahkan yang pastinya allah melarang segala sesuatunya itu adalah hal yang terbaik untuk hambanya.
Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga kemajuan akan informasi informasi semakin besar daya intelektual dan penyerapan otak manusia yang tidak bisa di bandingin dengan alat alat yg di ciptakan oleh manusia itu sendiri sampai detik ini tidak ada yang bisa mengalahkan atau menandingi karya allah contohnya manusia, mau sehebat apapun manusia dia tidak bisa membuat ataupun menciptakan makhluk yang sempurna seperti manusia, karya manusia seperti robot pun tidak bisa menandingi manusia, pasti robot yang sempurna atau menyerupai manusia pasti ia memiliki keterbatasan.
Manusia pastinya tidak terlepas dari komunikasi baik dengan sesama manusia lain ataupun pribadi dan juga komunikasi dengan tuhanmya, yang di mana manusia perlu menyampaikan apa yang di butuhkan melalui doa, menyampaikan segala bentuk cerita ataupun narasi dengan sang penciptanya ataupun berbicara melalui dirinya sendiri atau komunikasi intrapersonal kesadaran akan apa yang di butuhkan ruh akan sesuatu hal atau kekosongan hati dengan hal itu manusia perlu ruang komunikasi dengan dirinya ataupun kepada allah SWT.
A. Hakikat Manusia dalam Pandangan Islam
Manusia dalam al qur'an meliputi 3 aspek (Kurniawati, 2018) yaitu basyar sebagai jasmaniyah yakni tubuh kita seperti badan, insan sebagai rohaniah atau pikiran serta hati kita berhubungan dengan hubungan kita dengan allah dan nass yang memiliki arti hubungan kita antar manusia atau masyarakat sosial yang ada di sekitar lingkungan kita. Manusia menurut bahasa Al-Qur'an memiliki beberapa pandangan:
- Al-Basyar
Disebut Al-Basyar berdasarkan pendekatan aspek biologisnya atau mengacu kepada bentuk fisik manusia. Dari sudut pandang ini manusia dilihat sebagai makhluk biologis yang memiliki dorongan primer (makan, minum, hubungan seksual) dan makhluk generative (berketurunan). Dengan kata lain manusia adalah makhluk jasmaniah yang secara umum terikat kepada kaedah umum makhluk biologis seperti berkembang biak, mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan, serta memerlukan makanan untuk hidup, dan pada akhirnya mengalami kematian. Dalam al- Qur'an surah al-Mu'minn dijelaskan: