Sidoarjo, 19 Mei 2024 - Kegiatan Jaya Melati 1 Hizbul Wathan sukses diselenggarakan selama tiga hari di GKB 7, Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan kepanduan serta memperkuat karakter para peserta.
Hari Pertama: Orientasi dan Materi Dasa
Jumat, 17 Mei 2024, kegiatan dimulai dengan pendaftaran peserta dan upacara pembukaan yang dipimpin oleh Wakil Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr. Eko Hardiansyah MPsi . Beliau menekankan pentingnya kegiatan ini untuk membentuk generasi muda yang tangguh dan berkarakter.
Selanjutnya, peserta mengikuti sesi orientasi pelatihan dan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mereka. Selain itu, materi dasar yang disajikan termasuk pre-test, sejarah Hizbul Wathan, qaidah organisasi otonom Muhammadiyah, ad dan art HW, jat diri kepanduan Hizbul Wathan, dan kode kehormatan pandu Hizbul Wathan. Materi ini membantu peserta memahami dasar-dasar Hizbul Wathan dan bagaimana organisasi ini berfungsi dalam masyarakat.Â
Hari Kedua: Pengembangan Keterampilan dan Kepandu
Sabtu, 18 Mei 2024, dimulai dengan apel pagi bersama. Pada hari kedua, kegiatan berfokus pada lambang, simbol, dan motto Hizbul Wathan. Peserta juga mempelajari organisasi gerakan kepanduan dan metode kepanduan Hizbul Wathan. Selain itu, materi lainnya termasuk giat bermutu menarik menyenangkan menantang meningkat mengandung pendidikan islami, organisasi qabilah, dewan satuan, memahami anggota didik dan kebutuhannya, cara membina anggota didik, uswatun khasanah, adab bergaul, program kegiatan anggota didik, SKT TKT SKP dan TKP. Materi ini membantu peserta memahami lebih dalam tentang Hizbul Wathan dan bagaimana organisasi ini berinteraksi dengan masyarakat.
Hari Ketiga: Manajemen Satuan dan Implementasi Pendidik
Minggu, 19 Mei 2024. Pada hari ketiga, kegiatan berfokus pada mengelola satuan, peran fungsi dan tanggung jawab pemimpin satuan, upacara sebagai alat pendidikan, pelantikan sebagai alat pendidikan, tadabbur alam sebagai alam pendidikan, perkemahan sebagai alam pendidikan, pensi dan api unggun sebagai alat pendidikan, searagam dan atribut, dakwah digital "menulis berita" pandu HW, dan briefing berkemah. Materi ini membantu peserta memahami bagaimana mengelola satuan dan menggunakan upacara sebagai alat pendidikan yang efektif.Â
Setelah seluruh rangkaian kegiatan, peserta melakukan apel saat sebelum pulang.
Ramanda Khusnul Abidin berharap muncul pelatih muda yang menjadi penopang kemajuan HW. Apalagi lulusan PGSD tentu menjadi guru SD. "Nanti semua akan melatih pandu Athfal dan pengenal. Kelas I-IV sebagai pandu Athfal, kelas V-VI Â sebagai pandu pengenal," jelasnya.