Kedisiplinan siswa merupakan cerminan kepatuhan siswa dalam menaati peraturan baik peraturan sekolah maupun di kelas. Kedisiplinan siswa sangat berarti bagi kemajuan siswa dan sekolah. Dengan menaati peraturan dapat mendukung terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Kedisiplinan siswa juga untuk menciptakan pribadi siswa yang kuat, disiplin dan bertanggung jawab. Â Menurut Hurlock (2006) Disiplin diperlukan oleh siapa saja dan dimana saja, termasuk bagi para siswa. Disiplin diperlukan oleh para siswa perkembangan pribadi dirinya. Melalui disiplinlah siswa dapat belajar berperilaku dengan baik agar diterima oleh warga sekolah maupun masyarakat.
Namun, pada kenyataannya kedisiplinan siswa ini masih menjadi masalah di kelas. Hal ini terbukti ketika di kelas banyak siswa yang masih belum displin, sehingga kegiatan belajar mengajar terganggu dan tidak efektif. Pelanggaran-pelanggaran siswa ini tentu juga akan berdampak pada prestasi siswa dan juga pembentukan karakter.
Contoh pelanggaran yang dilakukan siswa yaitu:
- Siswa datang terlambat ke sekolah
- Siswa tidak berangkat tanpa ijin
- Siswa tidak membawa buku pelajaran sesuai jadwal
- Siswa kurang kesadaran dalam menjaga ketenangan di kelas
Masalah kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga ketenangan di kelas jarang dibicarakan padahal sangat sering terjadi. Masalah ini membuat guru harus menegur siswa tersebut yang membuat kondisi semakin tidak kondusif karena pasti siswa yang lainnya akan ikut tidak menjaga ketenangan. Selain itu, dapat menganggu konsentrasi siswa lain yang ingin fokus memperhatikan guru menjelaskan. Tentu masalah ini akan menganggu kegiatan belajar mengajar. Karena, ketenangan di kelas saat kegiatan belajar mengajar juga mempengaruhi guru dalam memberikan dan menjelaskan materi. Jika kondisi kelas tidak kondusif maka materi yang dijelaskan tidak akan maksimal dapat diterima dan dikuasai oleh siswa. Menurut Schaefer dalam Acink (2011), tingkah laku siswa yang salah disebabkan oleh motif, mencari perhatian, kepuasan, keinginan mengepalai, atau menguasai orang lain, pembalasan terhadap kesalahan yang lalu, patah semangat atau rendahnya harga diri dan masih banyak lagi tingkah laku lain.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menangani masalah kedisiplinan siswa adalah koordinasi antara guru, siswa, dan juga orang tua siswa. Dengan cara ini lebih mempermudah guru memantau siswa di rumah dan menjadi acuan di kelas. Â Selain kerja sama dengan orang tua siswa, harus bisa ditangani oleh guru secara bersama-sama untuk menyelesaikan masalah kedisiplinan. Dengan memiliki tim guru yang satu tujuan maka akan lebih mudah dalam bekerja sama khususnya dalam menanamkan sikap disiplin.
Manajemen kelas yang baik juga dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Upaya ini dapat dilakukan oleh guru sebagai tindakan mencegah gangguan yang akan terjadi di kelas. Contoh keterampilan yang harus dimiliki oleh guru adalah tanggap, peka, dan perhatian. Selain itu, tujuan manajemen kelas untuk siswa adalah belajar bertanggung jawab dalam mengontrol tingkah laku dirinya sendiri, menjadi bahan untuk memahami bahwa teguran merupakan sebuah peringatan dan bukan hukuman atau kemarahan dan menciptakan rasa tanggung jawab melalui kegiatan yang dilakukan.
 Daftar Pustaka:
Erwiansyah, A. (2017). Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar . TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 87-104.
Fadila, A. F. (2018). Permasalahan Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar . academia.edu.
Firosad, A. M. (2019). Peran Guru Bimbingan Konseling Mengatasi Masalah Kedisiplinan Siswa. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami 5 (1).
Refni, S. (2017). Menangani Disiplin Siswa Bermasalah. Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 4, Juli 2017, 394-400.