Surya Bintatri, Muh Fathir Rahyan, Nurul Ayu Aprilia, dan Tyar Nur Ilham
Universitas Pelita Bangsa
Perkembangan jajanan modern semakin mendominasi, Kue Pancong dan Kue Rangi tetap diminati. Tak hanya di pasar tradisional, saat ini kue pancong dan kue rangi mulai memasuki menu kafe dan restoran kekinian, dengan tampilan dan rasa yang lebih inovatif. Beberapa kafe yang terkenal dengan sajian kue pancong dan kue rangi yang modern antara lain Tropical Taste di Jakarta, Kue Pancong Roti di Bandung, dan D’pancongin di Cikarang Timur. Meskipun keduanya sering disebut sebagai pasangan kembar karena memiliki beberapa kesamaan, masing-masing memiliki karakteristik yang sangat unik, baik dalam hal bahan, rasa, maupun cara penyajiannya.
Ketika ditanya mengapa masih memilih untuk berjualan kue pancong di tengah berkembangnya berbagai jajanan modern, salah satu pedagang Kue Pancong Gandos menjawab, "Saya tuh suka kue pancong dari dulu, terus saya lihat di zaman sekarang sudah mulai jarang yang jualan, saya lihatnya banyak yang jualan kayak pancong lumer, macem-macem lah. Jadi ini motivasi saya pancong gandos ini”. Pernyataan Bapak Wahyu menggambarkan bahwa meskipun tren makanan baru terus bermunculan, kue pancong tetap bertahan karena kesederhanaan dan kenikmatan yang ditawarkan, serta ikatan emosional yang terjalin dengan para konsumen. Bagi banyak orang, kedua kue ini tidak hanya sekadar camilan tetapi juga bagian dari kenangan masa kecil. Kue Pancong dan Kue Rangi kerap mengingatkan pada masa-masa sederhana yang penuh kebahagiaan, terutama bagi mereka yang tumbuh besar di sekitar pedagang kaki lima atau pasar tradisional. Kata "pancong" berasal dari cara pembuatannya yang dipanggang, sedangkan "rangi" merujuk pada kilauan atau tampilan menarik dari gula merah cair yang melapisi kue.
Kue Pancong dan Kue Rangi adalah dua camilan legendaris khas Betawi yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner Indonesia. Di tengah gempuran jajanan modern, Kue Pancong dan Kue Rangi berhasil mempertahankan eksistensinya berkat keunikan rasa dan nilai tradisional yang tak lekang oleh waktu. Keduanya tidak hanya menjadi simbol kuliner lokal, tetapi juga menawarkan pengalaman rasa yang sederhana namun autentik, sehingga terus dicintai oleh berbagai generasi, 1)Kue Pancong, yang juga dikenal sebagai Gandos di Jawa Tengah, memiliki rasa gurih dengan dominasi kelapa parut. Bentuknya setengah lingkaran dan dipanggang hingga menghasilkan tekstur yang padat dan renyah, 2)Sementara itu, Kue Rangi yang sering disebut Sagu Rangi, hadir dengan rasa manis legit dari gula merah cair dan tekstur kenyal. Kue ini menggunakan kelapa parut dan tepung beras sebagai bahan utama, menciptakan aroma khas yang menggoda.
Mengenal cita rasa dari penjual Kue Pancong Gandos dan Rangi Forever yang berada di Cikarang, Muh Fathir Rahyan menjelaskan perbedaan yang cukup mencolok antara kedua kue tersebut. “Kalo Rangi kelapanya nggak terlalu hancur, jadi masih terasa serat kelapanya. Kalau Pancong, kelapanya lebih halus, jadi teksturnya lebih lembut dan terasa lebih padat,” ungkapnya. Nurul Ayu Aprilia, salah seorang pelanggan setia kedua kue ini, menambahkan, “Kue Rangi enak banget, gulanya kental tapi nggak terlalu manis, jadi pas banget dengan rasa kelapanya yang gurih.”. Ini menjadi salah satu tanda pentingnya menjaga keseimbangan antara menjaga cita rasa tradisional dan berinovasi sesuai dengan selera pasar yang terus berkembang. Kue pancong dijual dengan harga yang sangat terjangkau, hanya 10 ribu rupiah untuk 14 pcs untuk Kue Pancong Gandos sedangkan Kue Rangi Forever menawarkan 5 ribu rupiah untuk 12 pcs dengan kelezatan yang tak bisa dilewatkan. Sementara Rangi Forever yang jualan keliling di Cikarang Selatan tetap jadi pilihan favorit banyak orang. Kedua kue ini jadi pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin menikmati jajanan tradisional dengan harga murah, sambil merasakan rasa autentik yang unik dan inovatif.
Makanan tradisional adalah cara terbaik untuk memahami sebuah budaya, dan kue rangi serta kue pancong adalah cita rasa asli yang membawa kita kembali ke akar budaya kita.”
Kue Pancong dan Kue Rangi tidak hanya lezat tetapi juga menjadi simbol identitas budaya. Keduanya mengajarkan pentingnya menghargai warisan tradisional dalam kehidupan modern. Seperti yang disampaikan Tyar Nur Ilham, “
Kue Pancong dan Kue Rangi bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Sebagai camilan tradisional Betawi, kedua kue ini menyimpan sejarah dan kenangan yang menghubungkan generasi masa lalu dengan masa kini. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, branding yang kreatif, serta menjaga kualitas rasa, kedua kue ini tidak hanya akan tetap menjadi pilihan camilan masyarakat, tetapi juga berperan penting dalam mengangkat identitas budaya Indonesia di dunia kuliner global. Nikmati kelezatan Kue Pancong dan Kue Rangi, camilan tradisional yang kaya akan rasa dan budaya dengan cita rasa autentik dan harga terjangkau, kedua kue ini membawa Anda lebih dekat dengan warisan kuliner Indonesia. Mari lestarikan kuliner tradisonal kita, silakan kunjungi Kue Pancong Gandos bisa ditemukan di Jalan Tarum Barat, Jayamukti, Cikarang Pusat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H