[caption id="attachment_191266" align="aligncenter" width="540" caption="Mengetik dengan keyboard"][/caption] Banyak sekali kejadian yang saya alami dan menarik untuk di tulis dengan idealis yang saya miliki, mengenai hak-hak yang ditelantarkan oleh lembaga maupun instansi juga kewajiban yang seharusnya diberikan kepada konsumen atau masyarakat, bahkan perjanjian yang tertulis yang seharusnya disepakati malah di abaikan. Saya tidak tinggal diam, selalu komplain dan bertanya kepada Call Center atau Costumer Service, tapi apa yang saya dapat bukan solusi atau kejelasan tetapi dilempar sana-sini bak bola pingpong. Ketika pernyataan maaf dilontarkan tanpa ganti rugi kekecewaan pun merasuk dalam hati, ingin mengadu kepada siapa?, menulislah yang dapat saya lalukan. Ketika menulis bagaikan mengemudi sepeda motor dengan kecepatan seratusduapuluh kilo meter perjam dengan rasa tegang melihat pandangan kedepan apa yang akan terjadi nanti dan melihat kaca spion apa yang saya ketahui tentang hukum dan siapa yang menolong saya bila terjadi gugatan atas apa yang saya tulis, mengingat kasus ITE tahun 2009 silam yang menimpa Prita Mulyasari dengan Rumah sakit Omni Internasional Bintaro. Walaupun seluruh orang indonesia mendukung Prita Lestari tetap dihukum. Seakan-akan saya tidak mungkin melawan lembaga atau institusi, dan tidak berani menulis di dunia maya tentang keluhan atas pelayanan yang tidak memuaskan. Seorang rakyat jelata hanya mampu merakan ketidakadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H