Mohon tunggu...
Diptya Cinantya
Diptya Cinantya Mohon Tunggu... -

veterinary student gadjah mada university, 3 obsession wanna be : poultry farmer, teacher, writer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pulau Komodo, Salah Satu Lekuk Wajah Indah Ibu Pertiwi

15 Februari 2013   14:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:16 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liburan bagi saya memiliki makna beristirahat sejenak dari rutinitas, dan menikmati sesuatu yang kita suka, bersama seseorang atau beberapa orang yang kita sayangi. Ada orang yang suka menikmati liburan ke pantai, pegunungan, perkebunan atau bahkan ke tempat bersejarah. Lain lagi dengan saya dan pasangan yang amat suka melihat beragam fauna, terutama jika langsung melihatnya dari habitat aslinya. Latar belakang kami yaitu kedokteran hewan membuat kami amat menikmati bisa berinteraksi langsung atau tidak langsung dengan beragam macam hewan, melihat tingkah laku, cara berburu sampai cara mereka kawin dan bereproduksi.

Salah satu hewan liar yang sangat menarik perhatian saya adalah komodo, dan beruntungnya saya karena lahir di Indonesia, negari yang memiliki satu-satunya habitat asli komodo, yaitu Pulau Komodo yang terletak di Nusa Tenggara Timur, dan bahkan dengan usaha pemerintah Republik Indonesia, Pulau Komodo telah masuk ke dalam tujuh  keajaiban dunia versi  New7Wonders pada tahun 2011.

Pertama kali saya jatuh cinta pada komodo adalah ketika saya menyaksikan ulasan kehidupan komodo oleh peneliti asing melalui tayangan tv kabel. Pernah pula saya meliat beberapa acara talkshow di televisiIndonesia yang  walaupun tidak mengupas secara mendalam, tapi cukup memaparkan beragam keistimewaan hewan ini. Komodo merupakan hewan yang unik. Mereka adalah kadal terbesar yang dapat mencapai bobot 160 kilogram dan panjang tiga meter. Komodo merupakan perenang dan penjelajah yang hebat.  Satu hal yang menakjubkan adalah ketika komodo betina menjelajah pada saat musim kawin dan di tempat tersebut tidak terdapat komodo jantan, beberapa komodo betina tetap dapat menghasilkan telur yang ferti l (subur) tanpa harus dibuahi pejantan. Uniknya, hasil fertiisasi tunggal ini selalu menghasilkan anak komodo berjenis kelamin jantan.

Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan sehingga sekedar mengandalkan transportasi darat tidakah cukup membuat kita dapat menjelajah seuruh  wilayah Indonesia. Sedangkan,  mengandalkan transportasi laut sepenuhnya seringkali banyak memakan waktu dan tenaga. Tantangan ini terjawab dengan adanya transportasi udara.  Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan Indonesia pertama yang sejak zaman belanda sudah mulai beroperasi dengan nama Indonesian Airways. Garuda Indonesia  senantiasa berkembang, berinovasi, dan dengan tetap mengedepankan kualitas mengantarkannya meraih  penghargaan sebagai Best International Airline pada tahun 2012 dengan indikator kepuasan penumpang. Garuda Indonesia melayani banyak destinasi wisata ke berbagai penjuru Indonesia, keterangan lebih lengkap dapat dilihat di http://www.garuda-indonesia.com.

Pulau komodo akan menjadi tujuan wisata impian saya dan pasangan. Paduan antara fauna khas, iklim hangat, pemandangan pantai dan laut yang indah, penduduk yang ramah serta berbudaya  akan membuat liburan saya terasa spesial. Namun tunggu dulu, Pulau Komodo hanyalah salah satu  surga dari ribuan surga dunia di Indonesia dan amat disayangkan jika kita sebagai orang Indonesia tidak merasakan atau bahkan peduli dengan keindahan dan keunikan zamrud katulistiwa ini.

Liburan akan terasa lebih bermakna jika dapat mengambil hikmah disamping merasakan kesenangan.  Selain  dapat mengenal  salah satu wajah Indonesia secara lebih mendalam, salah satu yang saya harapkan dapat saya rasakan setelah berlibur ke Pulau Komodo adalah merasakan langsung bahwa setiap manusia dapat hidup berdampingan dengan hewan, bahkan hewan liar sekalipun, selama kita mampu menjaga dan melestarikan alam serta tidak melakukan tindakan yang dapat melanggar batas-batas tatanan keseimbangan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun