Mohon tunggu...
Florensia SetyaNingrum
Florensia SetyaNingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa Program 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Diary

Di Balik Layar Kehidupan

19 Mei 2024   18:47 Diperbarui: 19 Mei 2024   19:15 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saat layar kehidupan terkembang.

Kau akan mendapati dirimu hidup dalam kesusahan.

Lalu esoknya muncul kebahagiaan.

Selalunya akan seperti itu. Ibarat roda yang berputar. Tawa dan sedih akan terus mengitari.

UNTUKMU YANG SEDANG sempit hatinya, galau pikirannya. Harimu bisa saja mendung di antara cerahnya mentari. Air matamu tertahan dan nyaris jatuh, di antara tawa riang kawan-kawan, dan ha- timu terasa sempit di antara lapangnya bumi. Hidup memang seperti ini. Kadang bahagia, kadang pula sedih. Hari ini engkau bersedih, tapi lupakah kamu bahwa beberapa hari yang lalu kamu sempat bahagia dan tertawa?

Hari ini tak ada uang di tanganmu, tapi masih ingatkah kamu bahwa beberapa hari atau bulan yang lalu engkau memegang beberapa lem- bar uang? Hari ini perutmu keroncongan, tapi hari-hari sebelumnya engkau telah merasa kenyang. Hari ini kamu manyun, tetapi beberapa hari atau bulan ke belakang, kamu tahu caranya tersenyum.

Maka berhentilah fokus pada kesedihan hari ini. Sebab hanya akan menguras emosi. Berhenti meratapi diri di atas tempat tidur dan co- balah melenggang ke dunia luar. Akan kau dapati orang-orang yang hidupnya jauh lebih susah darimu. Yang cobaannya jauh lebih besar darimu, namun ia masih tetap bertahan. Ujian besarmu hari ini, ada yang lebih besar dari itu.

Di balik layar kehidupan memang selalu begitu. Di balik susahmu, ada jutaan orang yang jauh lebih susah. Di balik senangmu, ada jutaan orang yang jauh lebih bahagia. Agar kita tidak selalu merasa berlebih. Ujian akan selalu datang silih berganti bagai anak tangga dalam mena- iki level kehidupan. Level-level itu akan kita lalui sampai kita mati. Ka- dang kita berhasil, merasa mudah menaiki anak tangga, kadang pula tertatih, atau bahkan susah payah lalu jatuh. Tak mengapa... selagi Al- lah selalu di dada, semua akan mudah.

"... Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (QS. Al- Anbiyaa/21: 35)

Setiap kita akan diuji dengan kebaikan atau pun keburukan. Kebaikan berupa rasa bahagia untuk menguji seberapa jauh rasa syukur di dada. Sementara keburukan berupa susah payah untuk menguji seberapa kuat rasa sabar di jiwa. Jadi ujian bukan hanya tentang hal-hal yang berbau dramatis, namun juga yang beraroma bahagia. Sebab banyak yang bahagia hingga membuatnya lalai pada Tuhannya.

Ujian akan selalu menghampiri untuk menguji kita apakah mampu menjadi hamba yang lebih baik atau sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun