Mohon tunggu...
Florensia SetyaNingrum
Florensia SetyaNingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa Program 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jangan Marah, Tak Ada yang Betah

10 Mei 2024   18:44 Diperbarui: 10 Mei 2024   18:49 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

SIFAT MULIA YANG dikaruniakan pada seorang mukmin adalah ibarat seekor lebah. Makan dari makanan terbaik dan menghasilkan madu yang baik. Bila hingga pada sekuntum bunga, ia tak menghan- curkan bunganya. Sebab Allah menghadiahi orang mukmin berupa ke- lembutan, jauh dari kekerasan. Kelembutan tutur kata, senyum tulus di bibir yang lahir dari hati, atau sapaan hangat, merupakan hiasan- hiasan yang dipakai oleh kaum beriman.

Akhirnya, banyak orang-orang yang menghormati, menyayangi dan betah berada di sisinya. Sebab lidahnya tak pernah menyakiti perasa- an sesama, atau sikapnya tak pernah melukai.

"Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak me- rasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya." (Al-Hadits)

...dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesa- lahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan," (QS. Ali 'Imran/3: 134)

Seharusnya begitu orang mukmin adanya. Kehadirannya dinanti, ke- pergiannya dicari. Saat di dekat menenangkan, karena sikapnya yang lemah lembut. Ibarat berada pada sebuah pohon yang meneduhkan, menghantar angin sepoi-sepoi. Membawa ketenangan. Lain halnya

dengan sosok yang suka marah, arogan, dan keras hati, berada di de- katnya terasa ada bara api. Kita pun akan ikut-ikutan emosi. Perasaan kita ikut berkecamuk karena yang selalu ia lontarkan adalah kata ka- sar dan kotor. Kata-kata yang tak pantas diucapkan oleh manusia, ia ucapkan semua. Maka, telinga siapa yang betah mendengarnya.

Maka wajarlah, bila mereka dijauhi, tak ada yang betah, karena selalu memercikkan hawa panas setiap hari. Selalu mencari kesalahan orang lain, kemudian memaki.

"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR. Ahmad dan Bukhari)

Maka sahabatku, jangan marah nanti tak ada yang betah. Sesabar apa- pun sahabat atau pasanganmu, ada kalanya mereka akan jenuh juga karena keegoisanmu. Marah ibarat api yang siap membakar keada- an sekeliling dan merugikan materi dan non materi. Seperti teman- teman menjauh, keluarga tidak nyaman, atau pasangan akan frustasi. Marah adalah ibarat duri yang siap menusuk siapa saja, termasuk pe- miliknya. Marah pula yang kerap memicu konflik hingga pembunuhan. Segala sesuatu yang tidak baik, selalu diawali dari kemarahan.

Marah adalah salah satu jenis api yang tidak terlihat, baranya berasal dari hati yang sengaja ditiup-tiup oleh setan supaya kita bertikai pada sesama, kemudian saling menyakiti atau bahkan membunuh. Na'udzu-billah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun