Menjadi orang tua merupakan suatu tanggung jawab yang besar untuk mengasuh dan memenuhi kebutuhan anak. Dalam hal pengasuhan, tentunya akan terdapat perbedaan antara orang tua yang satu dengan lainnya. Ada yang cenderung membatasi anak, membebaskan anak, atau kombinasi keduanya.Â
Orang tua dengan pengasuhan yang ketat, terlalu disiplin kepada anak, dan kurang memberi kesempatan pada anak dikenal dengan istilah gaya pengasuhan authoritarian. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini akan bersikap terlalu menekan anak dan jarang bersikap responsif. Apabila diterapkan secara terus menerus akan menyebabkan anak menjadi cemas dan berujung depresi. Hal tersebut dapat berdampak negatif juga terhadap keterampilan akademik anak. Selain itu, anak menjadi seseorang yang mudah tersulut emosi.
Di sisi lain, terdapat pola pengasuhan yang cenderung sangat membebaskan anak, di mana anak tidak memiliki aturan pasti, tidak ada larangan, standar, dan batasan yang dibuat secara konsisten oleh orang tua, ini biasanya disebut dengan pengasuhan permissive. Pada gaya pengasuhan ini, orang tua terbiasa memberikan semua keinginan anak dan berakhir dengan menyelesaikan suatu masalah melalui sistem 'menyogok', misalnya anak diperbolehkan bermain game apabila sudah menyapu ruang tamu. Anak dengan gaya pengasuhan seperti ini akan tumbuh menjadi sosok yang agresif, tidak mampu mengontrol pengeluarannya (impulsif), sulit menahan emosi, dan tidak mampu berperilaku disiplin. Bahkan untuk beberapa kasus berat, anak berpotensi memiliki masalah dengan narkoba.Â
Gaya pengasuhan selanjutnya yaitu unengaged/univolved. Gaya pengasuhan ini jarang dibahas, padahal kasusnya seringkali kita dengar. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini secara jelas menunjukkan bahwa tidak ingin terbebani dengan tanggung jawab untuk mengasuh anak, orang tua bersikap dingin, sehingga tidak mampu mendorong perkembangan anak. Gaya pengasuhan ini akan menciptakan anak yang mudah gelisah, depresi, berpotensi melakukan kekerasan, dan memiliki kemampuan akademik yang rendah.
Gaya pengasuhan yang terakhir yaitu gaya pengasuhan authoritative. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini selalu merespon anak dengan baik dan tidak memberikan tekanan. Anak berkesempatan mengeksplor banyak hal, namun tetap memiliki aturan dan batasan yang jelas dan konsisten. Orang tua akan mendorong anak untuk mandiri dan bertanggung jawab serta berikap hangat dan memahami perspektif anak. Anak yang tumbuh dalam pengasuhan ini mudah bersosialisasi dan mencerminkan sikap sosial yang tinggi.Â
Lalu, dari keempat gaya pengasuhan tersebut, mana yang paling ideal diterapkan pada keluarga di rumah? Secara penerapannya, gaya pengasuhan authoritative lebih membawa dampak yang positif terhadap perkembangan anak. Namun, pengasuhan authoritarian juga dapat menjadi opsi orang tua dalam situasi tertentu. Gaya pengasuhan yang perlu dihindari adalah gaya pengasuhan unengaged/univolved yang secara langsung telah menunjukkan gaya pengasuhan penolakan, di mana tidak adanya kehangatan dan kasih sayang orang tua kepada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H