Mohon tunggu...
txsas .
txsas . Mohon Tunggu... -

txsas=texsas salah satu kota tersibuk di Amerika. Di sini txsas merupakan samaran seseorang penggemar kompasiana yang senang menulis dan sedang belajar menulis apa saja yang bermanfaat. Mengkritisi berbagai kebijakan yang tidak "berpihak" kepada publik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maling maling Disekitar kita

14 Februari 2010   12:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penderitaan rakyat kita ini semakin parah saja layaknya. Betapa tidak, sekarang ini petani, buruh, nelayan, pemulung, tukang ojek, tukang patri keliling, penjual bakso, pedagang K-5 dan pegawai rendahan semakin was-was saja. Hal itu disebabkan karena maling-maling semakin banyak dan berkeliaran di sekitar mereka.

Kewaspadaan memang harus ditingkatkan, dan untuk maling kampung  yang mencuri jemuran, sepatu serta berbagai peralatan rumahtangga, rakyat sangat terbiasa menghadapinya. Sedari dulu secara turun temurun selalu diingatkan agar berhati-hati terhadap dompet dan segala macam barang-barang bawaan bila bepegian. Jangan lengah, karena maling senantiasa mengintaimu!

Tapi kalau serbuan itu dari sekelompok maling-maling berdasi, bersekolah tinggi, bergelar di depan dan belakang namanya hingga  setengah meter lain lagi ceritanya. Kepalan tinju rakyat tentu tak sampai kepada maling maling itu. Rakyat hanya bisa mengunpat, melontar sumpah serapah kemudian melalui mimbar bebas berteriak  malinggg......malinggg!!

Maling sama saja

Sebelum beraksi melakukan perbuatannya, biasanya maling menyusun strategi, termasuk didalamnya "menggambar" lokasi sasaran. Bahkan sempat diperhitungkan pula kalau saja perbutannya terendus sejumlah langkah tentu sudah dipersiapkan, apa, bagaimana dan kepada siapa barang dioper. Pada dasarnya meski berbeda status sosial antara maling kampung dengan  maling berdasi, perorangan atau berkelompok yang tersusun secara sistemik, pakemnya sama saja. Mereka juga bekerja memutar otak sebelum maupun sesudah membobol jarahannya. Sampai terbukti benar hingga tak mampu mengelak lagi dari perbuatannya.

Apa yang terpapar dalam pengungkapan kasus bank Century dari penelusuran sejumlah panitia angket DPR ke berbagai daerah seperti Medan, Surabaya, Makasar, Bali dan di Jakarta Sabtu kemarin. Dari fakta yang terungkap hasil jarahan maling-maling sudah mulai agak terang, meski belum terang benderang sebagaimana harapan SBY.Tapi kira-kira begitu-lah cara maling menyembunyikan "tangkapan" yang bukan menjadi haknya.

Hanya yang berbeda mungkin selain lokasi dimana dia berbuat maling, ya tentu juga soal penanganannya. Kalau maling kampung ketika tertangkap apalagi berikut barang bukti ketupat bengkulu mendarat berkali kali, bahkan bermandi darah. Tapi maling berdasi dengan senyum sambil melambai tangan. Kadang bersantai, kadang ngakak terbahak-bahak bagai tanpa dosa, bahkan terbang sana-sini bukan suatu keanehan.

Tapi apapun maling harus tetap diwaspadai, karena jumlahnya semakin banyak berkeliaran disekitar kita. Dan rakyat cukuplah menyaksikan tampilan mereka diberbagai kesempatan, tanpa bisa berbuat apa-apa, entah sampai kapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun