Mohon tunggu...
ANIK TWIN
ANIK TWIN Mohon Tunggu... Guru - Guru SD dan Pengelola PAUD

membuka cakrawala dengan budaya literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dua Mata Pisau "Internet"

20 Oktober 2017   15:34 Diperbarui: 20 Oktober 2017   18:15 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari : Republika On Line "Pendidikan di Indonesia menghadapai tantangan besar yaitu sampah -- sampah informasi dari internet yang justru menjadi rujukan utama siswa," ungkap Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Guru Pendidikan Islam Indonesia (DPP AGPII) Manahan Marbawi, akhir pekan lalu. Walhasil, etika bersopan santun siswa di Indonesia rata -- rata kurang. Serta muncul gaya hidup hedonis dan ingin serba instan tanpa mau lelah berjuang untuk mencapai cita -- cita.

Internet ibarat pisau bermata dua. Di tangan orang yang benar maka internet dapat dijadikan seseorang bertambah ilmu dan pengetahuannya. Sebaliknya di tangan orang yang tidak bertanggungjawab internet dapat mencelakai diri sendiri dan orang lain. Dibalik kecanggihan teknologi yang dibuat manusia ternyata menyimpan kelemahan. Kelemahan itulah yang sering dijadikan lahan bisnis oleh orang yang tidak memikirkan kerugian pada generasi yang akan datang. Situs -- situs yang tak layak dibaca dan dilihat di publik banyak beredar. Pornografi secara terang -- terangan sering bermunculan dibalik sebuah informasi yang dibaca di internet.

Dampak dunia maya bagi pelajar diantaranya ; perilaku sosial yang menyimpang, penyimpangan perilaku sosial ini antara lain kurang atau tidak mau bergaul dengan teman- teman sebayanya, mereka cenderung asik menikmati dunia maya tanpa menghiraukan apa yang telah terjadi disekitarnya. Prestasi sekolah menurun, pelajar yang telah kecanduan internet secara berlebihan akan mengganggu aktivitas belajarnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar digunakan untuk bermain internet.

 Suka berbohong, beberapa pelajar berbohong untuk masuk ke warung internet ( warnet ) membuka situs game online, berjam- jam mereka di warnet dengan alasan mencari bahan untuk tugas sekolah. Membolos sekolah, mungkin orangtua tidak mengetahui jika anaknya membolos sekolah karena amit dari rumah memakai pakaian seragam sekolah. Pornoaksi dan pornografi, hal ini banyak ditemukan melalui pertemanan di media sosial atau facebook.  Cyber Crime, kejahatan di dunia maya atau cyber crimejuga akibat dari terlalu seringnya menggunakan internet, bakat IT yang dimiliki anak tidak tersalurkan sehingga anak menjadi hacker ( peretas ) situs -- situs sehingga dapat membahayakan orang lain dan dirinya sendiri.  Mengucapkan kata -- kata yang tidak senonoh , anak -- anak tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sering melontarkan kata -- kata tidak senonoh atau tidak sopan di depan publik, bahkan di depan orang tua atau guru di sekolahnya.

Dengan permasalahan pelajar akibat dapat negatif internet dari lingkungan terkecil keluarga sangatlah dibutuhkan terutama protektif orang tua dalam mengawasi putra putrinya dalam menggunakan kecanggihan internet.



 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun