Kongres GmnI XXI di Cristian senter berlangsung tidak kondisif sslama 4 hari. Perkelaian antar kader terjadi seperti forum Mavia jalanan. Gedung KONGRES yang tadinya megah terlihat seperti tempat pembuangan sampah. Dan basis kepentingan yang menutup nurani justru berkiprah liar, dan saling mengancam tidak lagi saling menghargai, dan menurut informasi terakhir ada yang berniat akan mendatangkan prama-preman ke lokasi KONGRES. Hal demikian tentunya merisaukan semua pihak baik dari tataran alumni sampai ke akar komisariat.
Menanggapi hal tersebut ketua umum demisioner DPP Bung Roy yang sebentar lagi akan menjadi Demisioner  mengambil alih untuk memindahkan KONGRES ke Hotel Amris kota Ambon demi menjaga kedamaian KONGRES baginya KONGRES adalah Forum yang sangat sakral sehingga tidak perlu ada premanisme dan intimidasi sesama kader.
"Saya berharap KONGRES ini tidak menghasilkan kegaduhan tetapi dapat meghasilkan ide dan gagasan besar yang nantinya rumuskan dalam kebijakan demi melindung kemaritiman bangsa terlebih khusus Maluku" tuturnya.
"KONGRES adalah forum yang sangat sakral (lanjut Dia) sehingga tidak perlu ada premanisme dan intimidasi sesama kader" pungkasnya.
KONGRES berlangsung di hotel Amaris dan di hadiri oleh hampir kurang lebih 87 cabang dan 56 DPD. Berjalannya KONGRES dengan penuh hikmah dan rasa harmonis, sesama kader pun saling menghormati sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang sifatnya Anarkisme.
Hasil KONGRES menetapkan Bandung sebagau tuan rumah KONGRES yang ke XXII dan berakhir dengan Aklamasi Bung Arjuna dan Bung Dendy terpilih sebagai Ketua umum DPP GmnI dan SEKJEN GmnI DPP.
