[caption id="attachment_214638" align="alignnone" width="300" caption="Shree Khalki Avatar"][/caption]
"Moral Hazard" melanda bangsa, menuju titik kritis. Ya! Bangsa ini sedang di-nol-kan. Saat ini kita berada di siklus Kaliyuga, dark ages; dimana jamak manusia memandang martabat ditentukan oleh uang dan jabatan, maraknya kemunculan para pencuri berjas berdasi, mencuri di siang hari, yang memergoki malah terbirit takut setengah mati, lebih aman diam mulut terkunci, menjamurnya pemimpin amnesia, isuk dele sore tempe. Namun di sisi, lain manusia jujur justru tersisih, terpenjara, Inilah masa prihatin, masa sakit. Bila kita mampu melaluinya dengan hikmat dan sabar, masa prihatin tak lain adalah sebuah proses menuju kemenangan, bagai puasa menuju fitri, gugur menuju semi, perih bangsa menuju lahirnya pemimpin sejati.
Penantian panjang datangnya pertolongan Maha Kuasa melalui sesosok manusia "bener, jejeg, jujur" akankah segera berjawab? Doa jamaah terzalimi, jerit prihatin bangsa kapankah dikabulkan? Tak ada keraguan atas janji Tuhan. Munculnya sosok Satrio Piningit telah banyak dinubuatkan dengan berbagai nama tapi satu sosok : Imam Mahdi, Kalki Avatar, Maitreya, Last Messiah. Para pemerhati dan penanti Satrio Piningit, tentu tak asing lagi dengan tafsir bait terakhir Jongko Joyoboyo.
Tulisan ini sengaja saya sebut Joyoboyo Code! DaVinci Code versi Nusantara, yang sungguh tak kalah dengan nostradamus sekalipun. Mari kita simak ulang bait demi bait dengan seksama. Joyoboyo nampak berusaha seteliti mungkin menyampaikan karakter atau sifat-sifat Satrio Piningit. Pola pikir code cracking-nya sederhana. Umumnya, kita mencoba mengenali karakter seseorang dengan mengetahui tanggal lahirnya terlebih dahulu, kemudian dapat diprediksikan secara garis besar karakter orang tersebut dengan menggunakan berbagai konsep astrologi, misal : zodiak, primbon jawa, Chinese astrology, numerology, dan lain-lain.
Rupanya Joyoboyo sedang “nyondro” dalam bait terakhirnya ini, untuk menggambarkan sosok Satrio Piningit. Nyondro adalah istilah jawa untuk mendeskripsikan ciri-ciri dan karakter seseorang. Sehingga, untuk dapat mengidentifikasi siapakah Satrio yang dimaksud, penulis menggunakan logika sederhana berupa proses pembuktian terbalik sebagai berikut :
KARAKTER >> ZODIAK >> TANGGAL LAHIR
Karakter (condro) menuntun kita menemukan zodiak seseorang, dan astrologi akan menuntun kita menemukan tanggal lahirnya! Benar, Ini sebuah pendekatan baru! Berikut petikan bait Joyoboyo yang mengandung penggambaran karakter Satrio Piningit, yaitu bait 159, 166, dan 167.
BAIT 159 :
selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah apengawak manungsa
apasurya padha bethara Kresna, awatak Baladewa
agegaman trisula wedha
selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
akan ada dewa tampil berbadan manusia
berparas seperti Batara Kresna, berwatak seperti Baladewa
bersenjata trisula wedha
Analisa Astrology Bait 159 :
- Dewa berbadan manusia disebut dewa bumi (jawa) atau mahadewa. Ini menunjukkan bahwa SP berada di bawah naungan Dewa = "Mahadewa" (kalender Bali) atau Padewan = "Sri" (kalendar Jawa). Hal ini sangat bersesuaian dengan ramalan tanggal lahir Kalki Avatar (SP versi Hindu), dalam Kalki Purana (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Kalki). Diperkuat dgn syair berikutnya pada kata-kata Kresna (Sri Kresna) Baladewa (Sri Baladewa). Sri adalah sebuah gelar bangsawan.
- Bersenjata trisula, bermakna tanggal lahir SP dibawah naungan planet astrologi "Neptunus". Dalam mitologi Yunani, dewa penjaga neptunus ini adalah Poseidon bersenjata trident (=trisula). Poseidon adalah dewa laut (God of Sea).
BAIT 166 :
idune idu geni
sabdane malati
sing mbregendhul mesti mati
ludahnya ludah api
sabdanya sakti (terbukti)
yang membantah pasti mati
Analisa Astrology Bait 166 :
ludah api, sabda sakti = berarti tanggal lahir SP dibawah naungan wuku "landep" (= tajam)
Bait 167 :
waskita pindha dewa
bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira
pindha lahir bareng sadina
ora bisa diapusi marga bisa maca ati
wasis, wegig, waskita,
ngerti sakdurunge winarah
bisa pirsa mbah-mbahira
angawuningani jantraning zaman Jawa
ngerti garise siji-sijining umat
Tan kewran sasuruping zaman
pandai meramal seperti dewa
dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda
seolah-olah lahir di waktu yang sama
tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati
bijak, cermat dan sakti
mengerti sebelum sesuatu terjadi
mengetahui leluhur anda
memahami putaran roda zaman Jawa
mengerti garis hidup setiap umat
tidak khawatir tertelan zaman
Analisa Astrology Bait 167 :
Kemampuan2 supranatural seperti gambaran di bait 167 ini menggambarkan SP mempunyai neptu "laku pandhita sakti" (versi astrology jawa) atau Dasawara : pandita (versi astrology Hindu Bali)
Dari analisa astrology atas bait 159, 166, dan 167 di atas dapat ditarik KESIMPULAN bahwa Satrio Piningit haruslah seseorang yang berzodiak :
- Dasa wara : pandhita
- Wuku : landep
- Dewa : mahadewa
PROSES PENCARIAN TANGGAL LAHIR :
- 3 (tiga) parameter astrology di atas, dengan mudah menuntun kita untuk mengetahui tepatnya tanggal lahir Satrio Piningit, sebagai berikut:
- Akses di : http://www.parisada.org/index.php?option=com_wrapper&Itemid=95
- Pilih menu konversi dari wewaran ke tanggal. Atau akses langsung di: http://kalenderbali.org/formwara.php?tahun=2011
- Inputkan 3 (tiga) parameter astrologi SP di atas, sbb :
Dasa wara : pandhita
Wuku : landep
Dewa : mahadewa
- Check yang ada di depan pilihan wewaran (baca petunjuk)
- Asumsikan, usia SP di tahun 2011 ini antara 30 S/D 50 tahun, maka range tahun kelahirannya adalah tahun 1961 s/d 1981. Inputkan range tahun 1961 s/d 1981, maka akan diperoleh tanggal lahir SP, di berbagai pilihan usia, sebagai berikut :
24 Nopember 1961 ; 22 Juni 1962 ; 18 Januari 1963 ; 16 Agustus 1963 ; 13 Maret 1964 ; 9 Oktober 1964 ; 7 Mei 1965 ; 3 Desember 1965 ; 1 Juli 1966 ; 27 Januari 1967 ; 25 Agustus 1967 ; 22 Maret 1968 ; 18 Oktober 1968 ; 16 Mei 1969 ; 12 Desember 1969 ; 10 Juli 1970 ; 5 Pebruari 1971 ; 3 September 1971 ; 31 Maret 1972 ; 25 Mei 1973 ; 21 Desember 1973 ; 19 Juli 1974 ; 14 Pebruari 1975 ; 12 September 1975 ; 9 April 1976 ; 5 Nopember 1976 ; 3 Juni 1977 ; 30 Desember 1977 ; 28 Juli 1978 ; 23 Pebruari 1979 ; 21 September 1979 ; 18 April 1980 ; 14 Nopember 1980 ; 12 Juni 1981
Bukankah Jongko Joyoboyo ini ramalan hebat dari bangsa yang juga bakal hebat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H