Mohon tunggu...
Tvany izabel
Tvany izabel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobby bermain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menurut Kamu Kenapa?

15 Maret 2023   15:07 Diperbarui: 15 Maret 2023   15:12 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Why?

"Saya tidak memiliki keberanian, tetapi saya memiliki kekuatan untuk berani"

Saya memiliki seorang teman, namanya ialah Rika dan Sheila. Rika adalah anak yang pemarah, dan mudah tersinggung, tetapi Rika merupakan anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya, lebih tepatnya ibunya. Rika adalah anak yang kehilangan seorang ayah, beruntungnya Rika memiliki ekonomi yang baik. Ibunya ialah seorang wanita karir yang sukses. Rika juga memiliki dua saudara laki-laki.

Kehidupan Rika di rumah tidak cukup senang. Ibu yang selalu berharap Rika tumbuh menjadi sosok perempuan mandiri, hebat, pintar, kuat, dan bisa melakukan segalanya sendiri merupakan tekanan yang berat baginya.

Suatu hari Rika menceritakan keluhannya tentang keluarganya kepada temannya Sheila. Sheila menanggapinya dengan mengatakan.

"Setidaknya ekonomi kamu bagus kan? Bagaimana denganku?" ucap Sheila

Tanggapan itu membuat Rika sedikit kesal. Sheila anak yang terlalu percaya diri, dia sangat ambisius dan cukup banyak orang yang tidak menyukainya. Dan sebenarnya kehidupan Sheila berbanding terbalik dengan Rika. Sheila memiliki ekonomi yang bisa dikatakan kurang mencukupi, ia juga memiliki satu kakak tiri.

Setelah Sheila berpendapat, Sheila juga menceritakan tentang hal yang membuatnya sedih juga. Rika tidak mendengarnya dengan baik. Berakhirny cerita Sheila Rika memberikan pesan singkat.

"Kalau begitu, semangat ya."

Sheila menanggapinya dengan baik ia pikir setidaknya ada yang mendengarnya. Setelah selesai mengobrol, mereka berpisah karena saya mengajak Rika untuk ke kantin bersama. Di kantin Rika bercerita tentang sikap Sheila kepada dirinya. Ternyata ia masih kesal kepada Sheila, lalu saya berkata.

"Mengapa kamu tidak bilang bahwa dia salah?, Lagi pula kamu juga salah Lo!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun