Banyak perpustakaan yang tempatnya sulit di akses oleh pengguna. Misalnya tempatnya sangat jauh dari pemukiman warga atau akses menuju perpustakaan sangat sulit. Hal ini bisa menghambat pengguna perpustakaan untuk berkunjung  ke perpustakaan.
Koleksinya itu-itu sajaÂ
Banyak perpustakaan yang dipandang masih menyediakan bahan bacaan yang sudah tidak jaman atau  tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Kemungkinan ini menyebabkan perpustakaan dinilai kurang menarik.
Kegiatannya kurang menarikÂ
Seharusnya perpustakaan mempunyai kegiatan  seperti mengadakan acara bedah buku, lomba karya tulis, resensi buku dan lain-lain. Sehingga dengan adanya keberagaman kegiatan itu, dapat mendorong minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan. Akan tetapi, banyak perpustakaan hanya fokus pada pelayanan saja.
Itu beberapa contoh analisa yang mungkin menjadi faktor terbesar merosotnya antusias masyarakat untuk ke Perpustakaan. Mungkin ada benarnya.
Namun saya mencoba menggaris bawahi bahwa, perpustakaan senantiasa berupaya meningkatkan ketersediaan koleksi sesuai harapan penggunanya, lalu bagaimana jika minat baca menjadi alasan mendasar tentang semua ini ?
Tidakkah ini menjadi persoalan bersama agar tujuan kembali menyemarakkan perpustakaan dapat tercapai sejalan dengan tujuan meningkatkan budaya literasi khususnya tentang kecintaan membaca dan menulis lewat berkegiatan di Perpustakaan .
Lalu apa yang dapat dilakukan agar budaya literasi menyangkut peningkatan minat baca dan menulis masyarakat semakin meningkat ? Maaf kalau membahasnya agak berat.
Sedianya mulailah membiasakan diri bahwa membaca dapat meningkatkan sebuah imajinasi dalam hidup, saat kita menggunakan imajinasi ketika membaca, perlahan-lahan kita akan menikmatinya namun bacalah buku dengan topik  ringan dan bersifat non-fiksi.