st1:*{behavior:url(#ieooui) }
<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:587740346; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:398785088 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:18.0pt; mso-level-number-position:left; margin-left:18.0pt; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l1 {mso-list-id:807429697; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:825548544 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l1:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:18.0pt; mso-level-number-position:left; margin-left:18.0pt; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l2 {mso-list-id:963123279; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:2064680764 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l2:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:18.0pt; mso-level-number-position:left; margin-left:18.0pt; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l3 {mso-list-id:1856504183; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-532251376 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l3:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:18.0pt; mso-level-number-position:left; margin-left:18.0pt; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} -->
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
GIRAS
(Usaha Tanpa Modal)
Giras adalah istilah atau nama popular untuk warung kopi di kota Surabaya. Biasanya pemilik giras ini adalah orang pendatang yang berasal dari kota Lamongan. Keberadaan giras di Surabaya sungguh luar biasa banyaknya, karena warung ini menyediakan tempat makan atau istirahat bagi masyarakat kecil.
Menu giras yang paling populer adalah nasi sadukan yang berisi lauknya antara lain : telur dadar atau rebus dibumbu, ayam, daging, banding, dan tongkol. Sedangkan minumnya adalah es teh, teh hangat, kopi, kopi susu, wedang jahe, susu jahe, dan minuman kemasan.
Selain itu giras juga menyediakan kue-kue seperti onde-onde, kucur, perut ayam, ote-ote, tahu isi, tempe menjes, pisang goreng, tape goreng, telo goreng, tahu goreng dan lain sebagainya. Disamping itu juga ada makanan ringan seperti kripik, krupuk beraneka rasa, kacang, blinjo, marning (jagung), kedelai, dan lain sebagainya.
Biasanya makanan nasi dan kue-kue adalah titipan dari para pedagang dengan sistem bagi hasil. Untuk nasi biasanya para pemilik giras mendapatkan keuntungan 500 rupiah sedangkan untuk kuenya antara 100 hingga 200 rupiah, sedangkan untuk makanan ringannya keuntungannya juga sama yaitu 100 hingga 200 rupiah.
Sistem dari kerjasama antara pemilik giras dengan pedagang makanan dan kue biasanya mereka titip dan kalau nasi dan kue biasanya sorenya diambil untuk diganti yang baru sedangkan untuk makanan ringan biasanya dua sampai tiga hari dengan sistem yang laku dibayar sedangkan yang tidak laku diganti dengan makanan yang baru.
Biasanya giras didirikan atau dibangun ditempat-tempat yang ramai akan kegiatan atau aktivitas manusia, seperti : Rumah sakit, stasiun, terminal, sekolahan, pabrik atau kantoran, tempat hiburan dan jalan-jalan yang ramai diakses orang.
Kebanyakan dari mereka mendirikan giras biasanya diemperan jalan dan giras yang ini biasanya buka – tutup karena sering ada rasia dari polisi pamong praja. Sedangkan yang memiliki modal biasanya mereka menyewa stan-stan kecil ukuran 3 x 5 m.
Untuk memulai usaha ini sebenarnya modalnya tidak terlalu banyak.
Perhitungan Modal Usaha
Giras pinggir jalan atau tanpa sewa tempat :
·Membuat rombong: Rp. 1.500.000,-
·Gelas, piring, mangkok, sendok: Rp.200.000,-
·Kompor dan tabung LPG: Rp.300.000,-
·Terpal dan bangku: Rp.300.000,-
·Operasional: Rp. 1.000.000,-
·Total: Rp. 3.300.000,-
Giras dengan sewa tempat :
·Sewa tempat/per tahun: Rp. 2.000.000,-
·Membuat rombong: Rp. 1.500.000,-
·Gelas, piring, mangkok, sendok: Rp.200.000,-
·Kompor dan tabung LPG: Rp.300.000,-
·Terpal dan bangku: Rp.300.000,-
·Operasional: Rp. 1.000.000,-
·Total: Rp. 5.300.000,-
Cara mendapatkan modal
Jika anda tidak memiliki modal untuk usaha pastilah anda mempunyai sesuatu barang yang berharga entah surat tanah, BPKB kendaraan, ataupun ijasah. Saat ini dari beberapa perbankan nasional telah banyak yang menyalurkan dananya untuk sector kredit kecil dengan bunga yang sangat rendah.
Untuk pinjaman giras dipinggir jalan :
Total dana yang dibutuhkan adalah Rp. 3.300.000,- kita bulatkan menjadi Rp 4.000.000,- dengan tenor atau jangka waktu 2 tahun.
Perhitungannya adalah
Rp. 4.000.000 x 0.05 x 24 bulan = Rp. 4.800.000
Jadi tiap bulan angsuran kredit tersebut adalah
Rp. 4.800.000 : 24 bulan = Rp. 200.000,-
Sedangkan bunga selama 2 tahun adalah
Rp. 4.800.000 – Rp. 4.000.000 = Rp. 800.000,-
Untuk pinjaman giras sewa tempat:
Total dana yang dibutuhkan adalah Rp. 5.300.000,- kita bulatkan menjadi Rp 6.000.000,- dengan tenor atau jangka waktu 2 tahun.
Perhitungannya adalah
Rp. 6.000.000 x 0.05 x 24 bulan = Rp. 7.200.000
Jadi tiap bulan angsuran kredit tersebut adalah
Rp. 7.200.000 : 24 bulan = Rp. 300.000,-
Sedangkan bunga selama 2 tahun adalah
Rp. 7.200.000 – Rp. 6.000.000 = Rp. 1.200.000,-
Perhitunngan keuntungan :
·Penjualan 100 nasi x 500 x 25= Rp. 1.250.000,-
·Penjualan minuman 100 gelas x 500 x 25= Rp. 1.250.000,-
·Penjualan 300 kue x 100 x 25= Rp.750.000,-
·Hasil penjualan lainnya (rokok dll)= Rp.250.000,-
Rp. 3.500.000,-
Pengeluaran selama 1 bulan :
·Bayar angsuran: Rp. 300.000,-
·Operasional: Rp500.000,-
·Bayar pegawai: Rp. 500.000,-
Rp.1.300.000,-
Total keuntungan selama 1 bulan adalah Rp. 3.500.000 – Rp 1.300.000 = Rp 2.200.000,-
Tips untuk membuat giras banyak dikunjungi pembeli :
·Menyediakan hiburan seperti televisi dan Koran
·Penjual bersikap ramah dan sok akrab
·Jenis makanan dan minuman harus benar-benar nikmat dilidah.
·Tempatnya yang nyaman dan santai.
Jadi mulai saat ini jangan mencari kerja karena usaha sendiri hasilnya ternyata lebih baik. Tapi dengan catatan membuka suatu usaha disamping mempunyai kesiapan modal harus juga ditopang dengan mental dan ketekunan serta keuletan dalam bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H