Mempunyai body setengah atletis,kumisnyapun setengah lebat, wajah setengah sangar atau garang, gaya setengah militer, potongan rambut setengah cepak, status setengah pegawai(honorer) bagai filosofi hidup segan matipun tidak mau karena sudah lama tidak diangkat-angkat menjadi pegawai negeri sipil,bahkan cara mikirnyapun setengah tidak normal alias tidak rasional, sikapnyapun kadang-kadang setengah arogan, gaji yang didapatpun setengah alias hanya cukup untuk setengah bulan saja, seorang anggota Pol PP bertanya ke pimpinannya, Maaf Bapak pimpinan mengapa gaji kami hanya cukup untuk setengah bulan saja? Dengan nada datar sang “Pimpinan” berkata : “Itupun sudah kami berikan ke kamu dengan hati setengah ikhlas dan kerjamu pun juga setengah maksimal atau tidak pernah maksimal”. Ngerti ya kalian sekarang. Seorang anggota Pol PP dengan suara setengah lantang dan setengah gagap (gagu) berkata : “ Bappppaaaak pikir kerrrrrja bappppaaak sudah maksimal?” Kan selama ini kerja bapppaaaak juga setengah santai, dan diiringi gelak tawa rekan-rekannya sesama anggota Pol PP. Dengan santai pun sang “Pimpinan” menjawab Aku kan sudah menjadi “Pimpinan” dan Aku bisa membuat kamu masih tinggal disini atau besok sudah tidak muncul lagi batang hidungmu dikantor ini. Si anggota Pol PP yang gagu bertanya lagi, Memangnya hidung kami mau diapakan dan diganti apa? Dengan nada tinggi sedikit geram sang pimpinan menjawab “ Hidungmu akan Aku ganti dengan Hidung Kerbau agar Aku dapat mencocok hidungmu biar kamu tidak banyak bicara dan nurut”, kata sang “Pimpinan” sambil berlalu dengan menyanyi lagu Siapa suruh jadi Pol PP. Anggota Pol PP menjawab dengan tak kalah kencangnya dan lantang berteriak POL PP juga Manusia BOS!. Sambil berjalan para anggota Pol PP bernyanyi “Tuhan berikan kita gaji satu milliar saja, hanya satu bulan saja, kita membutuhkan, sungguh membutuhkan” dan “Tuhan kirimkanlah kami Pimpinan yang baik hati dan mencintai kami apa adanyaaaaaaaa”
Secuplik kisah setengah nyata, setengah canda. Tapi inilah realita kehidupan para Pol PP atau Polisi Paruh-paruh (setengah-setengah).
Pol PP yang dalam pemberitaan akhir-akhir sering menjadi pembicaraan atau cibiran masyarakat karena tingkah laku mereka dalam tiap kali tindakan selalu arogan dan cenderung berakhir dengan tindakan anarkis. Mengapa mereka selalu bertindak, bekerja, berpikir dan dalam mengampil keputusan selalu setengah-setengah alias ragu-ragu dan akhirnya tindakan anarkislah yang didapat?
Karena mereka adalah pegawai yang dilatih hanya untuk mengatasi suatu permasalahan yaitu penertiban. Harusnya mereka diberikan bekal atau pembelajaran tentang bagaimana berhubungan atau bersosialisasi dalam bermasyarakat, pembelajaran etika (sopan santun) untuk dapat mendahulukan tindakan persuasif daripada tindakan represif yang cenderung akan memicu keributan.
Mengapa mereka harus diberikan pembelajaran? Karena kalau hanya suatu pelatihan para Pol PP hanya mampu untuk melaksanakan tugasnya sebagai executor yang terkadang bertindak tidak sesuai dengan prosedur dan batas kewajaran manusia. Tanpa memandang rendah status pendidikan mereka, harusnya para Pol PP masih perlu pembelajaran seperti yang dikutip diatas, karena kita tahu Tuhan menciptakan manusia bermacam-macam karakter dan wataknya. Disinilah seharusnya Pol PP belajar bagaimana untuk menghadapi bermacam-macam karakter orang tersebut, agar kedepan dalam masalah penertiban dapat terkendali dan terhindar dari keributan yang akan memancing tindakan anarkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H