Mohon tunggu...
tuti nuryanti
tuti nuryanti Mohon Tunggu... -

one step at the time

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Do you Ever Feel?

7 Mei 2013   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Do you ever feel…

Kamu melakukan sebuah rutinitas yang hampir setiap hari kamu lakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, menyita banyak waktu, tenaga, pikiran bahkan biaya.

Do you ever feel…

Ketika pada satu titik kamu merasa jenuh dengan rutinitas itu lalu tiba-tiba muncul pertanyaan yang bermuara pada teori logika, misalnya seperti ini, saya melakukan in setiap hari, menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit, lalu apa yang saya dapat?

Kira- kira seperti itulah yang saya rasakan menjelang akhir perkuliahan saya ini. 5 smester sudah dilalui di kampus ini dengan IPK yang bisa dikatakan tidak buruk. Tapi saya rasa bukan IPK cemerlang yang saya inginkan di sini. Pun bukan dosen yang teks book pada modul membosankan yang membuat saya semakin mengantuk di kelas setelah seharian bekerja.

Tapi di smester 6 ini ada yang sangat menarik. Mata kuliah kepemimpinan dengan dosen yang juga seorang pemimpin yang memiliki jam terbang tidak sdikit menurut saya. Dosen ini bisa membuktikan bahwa leader adalah reader yang baik. Buktinya, dosen ini menyampaikan materi kepemimpinan dengan contoh nyata figure-figur pemimpin yang ada baik yang saat ini sedang dielu-elukan maupun yang sedang dihujat masyarakat. Begitu aktual dan kritis. Tentu saja hal ini membuktikan kegemarannya membaca.

Dosen ini menyampaikan materi dalam bentuk intisari dari apa yang telah dibaca dan dilihatnya di luar sana. Modul perkuliahan dirubah bentuk dan dikemas menjadi video menarik tanpa mengesampingkan point-point materi. Pun film bisa dijadikan media penyampaian materi olehnya. Menurut saya inilah bentuk kecintaan seorang dosen terhadap pekerjaannya juga terhadap mahasiswanya.

Mengikuti kelasnya merupakan satu harmoni berbeda dari yang lain. Mengikuti kelasnya menjadi hal yang saya tunggu setiap minggunya. Mengikuti kelasnya saya bisa menyerap ilmu sekaligus mendapat hiburan. Tidak pernah saya mengantuk di kelasnya. Intinya saya mendapatkan diri saya keluar dari kelasnya dengan sesuatu yang berguna. Bukan sekedar mengejar absen dan nilai. Dan sayangnya tak banyak dosen yang mampu mewujudkan cinta dan harmoni seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun