Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Pejantan Rusa dan Singa Pemburu

4 Agustus 2016   13:55 Diperbarui: 4 Agustus 2016   14:16 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.themescompany.com

Suatu hari di padang rumput. Hiduplah seekor rusa jantan yang berkulit kelabu. Tidak seperti rusa lain, ia adalah rusa istimewa bermata biru. Siapapun yang memandangnya pasti terkagum-kagum.

Pada suatu malam, rusa bermata biru mengunjungi pohon tua. Ialah adalah pohon eks besar yang berdiri di tengah-tengah hutan. Sebelumnya si rusa merasa nyaman dengan perjalanannya—sampai ia melihat sesuatu yang gemerisik di belakang ilalang. Rusa itu tampak kalut dan mempercepat langkahnya menuju pohon tua.

Setelah sampai di pohon tua, entah mengapa suara gemerisik itu semakin jelas. Dada si rusa naik turun berlonjakan. Ia tak pernah melihat siapapun sebelumnya di sekitar pohon itu, lalu apa itu?

Lalu dengan perlahan seekor singa pemburu dengan dua kawannya yang lain keluar dari ilalang. Si rusa itu panik, ia tak tahu harus lari kemana karena seluruh jalannya telah terkepung

Lalu singa pertama maju, ia seekor betina ditandai dengan tidak ada rambut di kepala. Singa itu mengaum untuk sekedar menunjukan kuasanya. Diikuti oleh auman singa ke dua dan singa ke tiga.

Si rusa kelihatannya sudah mati kaku. Ukurannya mendadak ciut seperti siput. Kakinya bergemetar, seakan tak kuat lagi menahan beban tubuh.

Si singa betina kembali maju, ia memamerkan kuku-kuku tajam yang di cat hitam. Dan detik berikutnya kuku-kuku itu sudah terbenam di tubuh sang rusa. Sang rusa menjerit, tapi ia tahu jeritannya tak akan berarti apa-apa. Malah mungkin jeritannya akan menambah kesenangan bagi si singa.

Mata birunya bercahaya diantara keremangan malam. Dan mungkin ini menjadi terakhir kalinya ia melihat dunia. Melihat si singa sedang merobek tubuhnya. Tapi singa itu malah termenung dan menatap matanya. Mungkin si singa baru pertama kali melihat rusa bermata biru seperti dirinya. Entah. Namun cengkraman kuku singa itu semakin lama semakin mengendur. Lalu singa itupun mundur. Dan berbicara kepada ke dua temannya.

“Jangan makan dia,” kata singa itu.

“Mengapa? Apa dia saudaramu, Everlyn?” balas singa yang ke dua.

“Ah, ternyata kau bersaudara dengan seekor rusa. Sungguh menjijikan,” timpal singa ke tiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun