Siapa sih yang nggak penat melihat barang yang begitu banyak?
Tumpukan baju yang acak-acakan di lemari, buku-buku tak beraturan, obat-obatan yang ternyata sudah kadaluarsa, sendal yang hilang sebelah. Makin pusing? Hal ini pertanda bahwa kamu butuh decluttering!
Apa itu De-cluttering?
De-cluttering berasal dari kata "clutter" yang mengarah pada semua barang yang disimpan dan tidak menambah nilai manfaat pada hidup kita. Sedangkan tambahan kata "de" berarti pengurangan.
Maka dari itu, decluttering bisa diartikan sebagai upaya untuk memilah, mengurangi, dan meyingkirkan barang-barang yang tidak lagi diperlukan atau tidak diinginkan.
Konsep decluttering juga dekat dengan gaya hidup yang sedang ngetren baru-baru ini, ya, YONO (You Need Only One). Prinsip YONO menekankan bahwa kamu hanya butuh satu atau sedikit barang untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Baca juga: Belajar Hidup Cermat dan Minim Sampah dengan Gaya Hidup "You Need Only One"
Manfaat Decluttering: Merapikan Rumah hingga Menghilangkan Stress!
Tujuan decluttering secara kasat mata adalah membuat rumah terasa rapi, nyaman, dan bersih.
Namun di luar mata, decluttering sangat terasa manfaatnya bagi kesehatan mental.
Dilansir dari beberapa sumber, decluttering dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini disebabkan dari waktu yang bisa kamu hemat untuk tidak lagi merawat barang-barang yang memang tidak kamu perlukan. Lingkungan yang rapi juga dapat meminimalisir distraksi ketika kamu bekerja sehingga produktivitas dapat meningkat.
Selain itu, Darby Saxbe, Profesor Psikologi di University of Southern California juga mengatakan bahwa decluttering dapat memberikan rasa kepuasan tersendiri yang berujung pada meningkatnya suasana hati.
Hati yang senang dapat membuat tidur tenang dan stress pun hilang. Decluttering membuatmu memiliki kontrol terhadap kehidupan. Kamu tidak lagi dipusingkan dengan rumah yang berantakan, tumpukan baju di lemari yang tidak pernah terpakai, makanan dan obat-obatan expired dan lainnya.