Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan target pengurangan sampah sebesar 30%, dan penanganan sampah dengan benar sebesar 70% dari total timbunan sampah pada tahun 2025.
Namun target ini tidak bisa dicapai sendirian, diperlukan dukungan pihak swasta serta sekelompok masyarakat yang mampu mengelola, memilih, dan memilah sampah dari tempatnya bermula.
PT GNI sebagai Agen Penggerak dari Pihak Swasta
PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), salah satu perusahaan smelter nikel yang bertempat di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, telah bertindak menjadi salah satu agen penggerak dalam upaya pengurangan sampah.
Melalui program tanggung jawab sosial yang bertajuk “Pendidikan Masyarakat dalam Upaya Kurangi Sampah” atau PIKAT RASA, PT GNI telah memberikan edukasi pengelolaan serta pemanfaatan sampah organik dan anorganik dari rumah tangga.
Menurut Head of Corporate Communication PT GNI, Mellysa Tanoyo, program “Pikat Rasa” bertujuan untuk mendukung amanat Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12 yaitu “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab” yang salah satunya bertujuan untuk mengurangi limbah.
“PIKAT RASA”, Pikat Anak Muda untuk Kelola Sampah
Program “Pikat Rasa” sudah beberapa kali dilaksanakan PT GNI di desa sekitar lingkar Perusahaan. Pada 17 Juli 2024 lalu, PT GNI menggelar edukasi pengelolaan sampah di Sekolah Dasar Negeri (SDN Bunta), SDN Bungintimbe, SDN Tanauge, Panti Asuhan Raudhatul Fitrah dan Panti Asuhan Alesintowe.
Kegiatan “Pikat Rasa” PT GNI kemudian berlanjut pada 3 Agustus 2024 di SDN 01 Bunta dan SDN 02 Bunta, yang menyasar peserta didik khususnya kelas 4 hingga 6.
Pada acara ini, peserta didik diberikan edukasi tentang jenis-jenis sampah, berapa lama waktu terurainya, dan dampak buruk bagi lingkungan apabila sampah dibiarkan menumpuk, baik itu untuk sampah organik, sampah anorganik, maupun sampah B3.
Mellysa Tanoyo menyampaikan bahwa “Pikat Rasa” PT GNI bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, tetapi juga untuk membiasakan para generasi muda agar dapat mengelola sampah sejak dini. Diharapkan, kebiasaan ini dapat berlanjut hingga dewasa dan mereka menjadi agen perubahan dalam keluarga maupun komunitasnya kelak.