Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Pikat Rasa", Terobosan PT GNI Untuk Pikat Anak Muda Agar Kelola Sampah

9 Desember 2024   20:10 Diperbarui: 9 Desember 2024   14:07 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunungan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang yang menyentuh tinggi 16 lantai menandakan betapa daruratnya permasalahan sampah di Indonesia.

Menurut laporan “The Atlas of Sustainable Development Goals 2023” yang dirilis Bank Dunia, Indonesia diketahui berada di peringkat ke ke-5 sebagai negara penghasil sampah terbesar di dunia, yaitu sebanyak 65,2 juta Ton per tahun. 

Sementara penelitian dalam jurnal Nature (2024) yang dilakukan University of Leeds, Inggris, menyebutkan Indonesia sebagai penyumbang polusi plastik terbesar ketiga di dunia setelah China dan Nigeria.

Seperti yang kita ketahui, sebagian besar sampah di Indonesia dibawa dan dibiarkan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir/Sampah (TPA/TPS). Sementara volume sampah terus melaju, banyak TPA yang kini kehabisan muatan, seperti yang terjadi di TPST Bantar Gebang. Di beberapa wilayah, bahkan sampah dibiarkan menumpuk begitu saja di jalanan.

Tumpukan sampah juga memicu munculnya gas Metana (CH4) yang 80 kali lipat lebih berbahaya dibanding Karbon dioksida (CO2). 

Gas Metana adalah salah satu gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama atas naiknya suhu bumi. Panasnya gas Metana juga pernah mengakibatkan beberapa TPA meledak seperti yang pernah terjadi di TPA Leuwigajah, Cimahi.

Butuhnya Peran Multi-Stakeholder 

Rumitnya permasalahan sampah di Indonesia bukan hanya urusan satu atau dua orang. Masalah sampah adalah masalah kita bersama yang harus diselesaikan secara bersama-sama. 

Seperti kata aktivis politik Amerika, Helen Keller, “Sendirian kita hanya dapat melakukan sedikit, bersama-sama kita bisa melakukan banyak hal."

Ya, upaya pengurangan sampah memerlukan peran banyak pihak alias multi-stakeholder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun