Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kembali ke Masker Kain, Sebuah Langkah Kecil Untuk Selamatkan Bumi

11 Oktober 2024   16:30 Diperbarui: 17 Oktober 2024   10:13 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah masker sekali pakai | sumber: asiatoday.id

Namun Covid-19 membalikkan semuanya. 

Kala itu, pemerintah mengeluarkan himbauan untuk menggunakan masker N-95 yang dicap ampuh menangkal debu, bakteri, dan virus hingga 95%. Kemudian muncul beberapa varian masker lain seperti KN95, KF94, FFP, duckbill, dan lainnya.

Sayang, kebanyakan masker ini berjenis disposable alias hanya untuk sekali pakai sehingga menyisakan permasalahan sampah.

Masker sekali pakai dan dampak lingkungannya

Empat tahun berlalu dari Covid 19, orang-orang masih tampak nyaman dengan masker sekali pakai. Harganya yang murah dan desainnya yang simple barangkali menjadi alasan. 

Di marketplace, harga satu kotak masker bedah disposable isi 50 pcs dibandrol 10-50 ribu. Begitu pun dengan masker duckbill disposable yang dijual dengan harga 20 - 60 ribu.

Di Jakarta, masker sekali pakai masih jadi primadona. Para pekerja, warga Commuter Line, juga teman-teman saya di kantor, masih setia dengan masker sekali pakai. Saya pun salah satunya.

Masker sekali pakai oleh pekerja Jakarta | sumber: dokumentasi pribadi
Masker sekali pakai oleh pekerja Jakarta | sumber: dokumentasi pribadi

Namun masalah sampah dari masker sekali pakai tidak bisa saya pandang sebelah mata. 

Plastik Polipropilen (PP) yang menjadi bahan dasar dari masker sekali pakai membuatnya sulit terurai. Akhirnya sampah masker terus menumpuk di TPST dan butuh waktu 450 tahun untuk terurai. 

Penumpukan sampah menghasilkan gas metana yang membuat bumi semakin panas. Selain itu, hasil penguraian plastik juga menjadi mikroplastik yang tanpa kita sadari terhirup ke tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, pembengkakan usus, dan menggangu sistem pernafasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun