Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Telkomsel Suntik Gojek Rp6,4 Triliun Total: Untung atau Buntung?

8 Juni 2021   19:23 Diperbarui: 9 Juni 2021   16:05 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saham yang dikenal memiliki risiko dilusi (penurunan porsi kepemilikan saham akibat penambahan modal oleh investor lain), disinyalir menjadi celah besar untuk terjadinya kerugian. 

Mengingat Telkomsel merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara, yang saham pengendalinya dimiliki Negara, maka kemungkinan kerugian investasi Telkomsel, secara tidak langsung menjadi kemungkinan kerugian bagi negara.

Kerugian, Benturan Kepentingan, dan Idealisme 

Tidak ada yang mengharapkan kerugian dalam investasi, bahkan saya sendiri. Maka dari itu saya sangat hati-hati dalam memilih dan memilah jenis investasi. Namun akan berbeda ceritanya jika investasi dilakukan akibat adanya desakan kepentingan. 

Baru-baru ini, seorang jurnalis Portal Berita Bantuan Hukum, Agustinus Edy Kristianto, membuat postingan menggelitik tentang keterlibatan keluarga Thohir dalam mega investasi Gojek dan Telkomsel.

Garibaldi Thohir di acara Gojek | sumber: teknologi.bisnis.com
Garibaldi Thohir di acara Gojek | sumber: teknologi.bisnis.com

Dilansir dari Antara, Garibaldi Thohir resmi diangkat menjadi komisaris Gojek sejak 24 Juli 2019. Sedangkan adiknya, Erick Thohir, merupakan Menteri BUMN di kabinet Indonesia Maju yang masih menjabat sampai saat ini.

Posisi Erick Thohir sebagai Menteri BUMN memperkuat dugaan bahwa ia terlibat dalam transaksi investasi yang dilakukan anak binaannya sendiri, Telkomsel.

Bukan tidak mungkin, investasi tersebut dilakukan untuk kepentingan tertentu. Untuk menutupi operasional Gojek yang sering kali bakar uang, misalnya. 

Siapa yang tidak mau diguyur dana segar berjumlah triliunan? Apalagi memiliki opsi "tidak perlu dibayar", karena dapat dikonversi menjadi saham.

Setelah menjadi saham, risiko dilusi pun menjadi faktor yang menguntungkan. Gojek hanya perlu mengumpulkan sebanyak-banyaknya investor (untuk memperkecil presentase saham Telkomsel), yang sebenarnya sudah mereka lakukan dengan merger bersama Tokopedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun