Perkembangan Gojek semakin terlihat di tahun-tahun berikutnya. Dari yang semula hanya menyediakan layanan transportasi, kini Gojek telah berkembang menjadi perusahaan teknologi besar dengan lebih dari 20 layanan.
Di tahun 2019, melalui studi LD FEB UI, Gojek mengklaim telah berkontribusi sebesar 7,1 miliar dolar AS terhadap perekonomian nasional.
Jumlah ini setara dengan 1% Produk Domestik Bruto (PDB) yang diraih Indonesia di tahun yang sama.
Kini, start up yang dikenal dengan tagline #PastiAdaJalan tersebut telah melebarkan sayap ke 3 negara lain di kawasan Asia Tenggara, yaitu Thailand, Vietnam, dan Singapura.
Dalam Laporan Keuangan Telkom yang dirilis Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2020, diketahui bahwa badan usaha milik negara ini telah menyuntikkan dana sebesar 2,1 triliun ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek.
Transaksi yang terjadi pada 16 November 2020 lalu, mengambil bentuk obligasi konversi tanpa bunga, dan akan jatuh tempo dalam jangka waktu tiga tahun.
Hal ini tentu berbeda dengan obligasi suku bunga tetap atau mengambang, di mana si penerima obligasi harus membayar bunga secara berkala di sepanjang masa berlaku obligasi.
Selain itu, obligasi konversi juga memungkinkan adanya perubahan bentuk dana alias konversi, dari yang semula surat utang menjadi saham. Hal ini membuat risiko pendanaan turut berubah.