Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Telkomsel Suntik Gojek Rp6,4 Triliun Total: Untung atau Buntung?

8 Juni 2021   19:23 Diperbarui: 9 Juni 2021   16:05 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: okezone.com, olah teks pribadi

Gojek | ilustrasi: gojek.com
Gojek | ilustrasi: gojek.com
Dari layanan transportasi, hingga ke platform teknologi

Perkembangan Gojek semakin terlihat di tahun-tahun berikutnya. Dari yang semula hanya menyediakan layanan transportasi, kini Gojek telah berkembang menjadi perusahaan teknologi besar dengan lebih dari 20 layanan. 

Di tahun 2019, melalui studi LD FEB UI, Gojek mengklaim telah berkontribusi sebesar 7,1 miliar dolar AS terhadap perekonomian nasional. 

Jumlah ini setara dengan 1% Produk Domestik Bruto (PDB) yang diraih Indonesia di tahun yang sama.

Kini, start up yang dikenal dengan tagline #PastiAdaJalan tersebut telah melebarkan sayap ke 3 negara lain di kawasan Asia Tenggara, yaitu Thailand, Vietnam, dan Singapura.  

Telkomsel dan Gojek | ilustrasi: www.beritasatu.com
Telkomsel dan Gojek | ilustrasi: www.beritasatu.com
Telkomsel adalah BUMN pertama yang berinvestasi pada Gojek

Dalam Laporan Keuangan Telkom yang dirilis Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2020, diketahui bahwa badan usaha milik negara ini telah menyuntikkan dana sebesar 2,1 triliun ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek.

Transaksi yang terjadi pada 16 November 2020 lalu, mengambil bentuk obligasi konversi tanpa bunga, dan akan jatuh tempo dalam jangka waktu tiga tahun.

Laporan keuangan Telkom 2020 | sumber: idx.co.id
Laporan keuangan Telkom 2020 | sumber: idx.co.id
Dengan adanya diskon di awal, pemilik obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) hanya akan menerima pokok utang secara penuh (tanpa bunga) ketika jatuh tempo. 

Hal ini tentu berbeda dengan obligasi suku bunga tetap atau mengambang, di mana si penerima obligasi harus membayar bunga secara berkala di sepanjang masa berlaku obligasi.

Selain itu, obligasi konversi juga memungkinkan adanya perubahan bentuk dana alias konversi, dari yang semula surat utang menjadi saham. Hal ini membuat risiko pendanaan turut berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun