Berita tentang Jouska mulai viral semenjak akun @yakobus_alvin membagikan pengalaman pahitnya selama menjadi pengguna jasa Jouska. Cuitan yang diunggah pada 21 Juli kemarin, mendapat respon sebanyak puluhan ribu tanggapan dalam kolom reply dari warganet.
Tak lama berselang dari Alvin, korban Jouska lain juga mulai angkat suara serta meramaikan jagat Twitter dengan hastag #KorbanJouska.
Dari sekian banyak pemberitaan tentang Jouska, satu media mencuri perhatian warganet karena dianggap paling getol dalam mengangkat perkembangan kasus ini, ya CNBC Indonesia.
Terhitung mulai dari tanggal 21 hingga 26 Juli, sudah ada 50 artikel yang ditulis CNBC tentang Jouska dalam laman website, termasuk 7 tayangan audio visual yang diunggah melalui kanal youtube.
Hal ini membuat banyak warganet bertanya-tanya dendam apa yang disimpan CNBC terhadap Jouska?
Dilansir dari websitenya, Consumer News and Business Channel Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai CNBC Indonesia merupakan media massa online dalam bagian detiknetwork dan naungan Grup Transmedia.
Dari detikfinance, diketahui bahwa CNBC resmi diluncurkan pada Februari 2018 lalu. Acara peresmiannya digawangi langsung oleh Founder dan Chairman CT Corp, Chairul Tanjung. Selain penerbitan berita tertulis, CNBC Indonesia juga hadir dalam bentuk audio visual, yakni Televisi yang bisa diakses melalui live streaming atau layanan Transvision.
Lalu apa yang membuat warganet menganggap CNBC terlalu berlebihan dalam memberitakan kasus Jouska?
Selain data yang saya ungkap tentang jumlah artikel yang cukup fantastis dalam website, CNBC juga membuat thread di jagat Twitter untuk mengupas tuntas kasus Jouska. Thread itu dijadikan cuitan sematan dalam akun @cnbcindonesia.