Berbuka dengan yang manis adalah sebuah nasihat lama yang sudah kita dengarkan dari masa kecil hingga sekarang. Nasihat itu pun sudah terserap matang-matang ke dalam jiwa, hingga kita tidak pernah melupakan hidangan yang manis-manis ketika berbuka.
Teh manis, es kelapa, dan kolak pisang adalah salah satu contoh hidangan manis yang wajib ada di meja makan ketika adzan Maghrib berkumandang. Pertama-tama, kita akan menyeruput teh manis hangat, lalu beralih ke es kelapa, kemudian es buah dan kolak. Belum lagi pisang goreng dan kurma. Semua yang manis akan dilalap habis dalam sekejap.
Anjuran berbuka puasa sebenarnya telah lama disampaikan Rasulullah SAW dalam sabdanya,
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, "Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan ruthob (kurma basah) sebelum menunaikan sholat, jika tidak ada ruthob (kurma basah), maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian, maka beliau berbuka dengan seteguk air." HR. Abu Daud dan Ahmad.
Kurma adalah buah yang sangat baik bagi tubuh. Dilansir dari tribunnews.com, Julie Garden-Robinson, seorang profesor dari North Dakota State University mengatakan bahwa kurma mengandung boron yang dapat meningkatkan kesehatan tulang.
Selain itu, kurma juga memiliki serat yang dapat menyehatkan pencernaan, meningkatkan energi, hingga mampu menyehatkan jantung. Tidak salah jika Nabi menganjurkan kita untuk memakan kurma ketika berbuka, sehingga energi yang hilang dalam tubuh bisa dengan cepat dikembalikan.
Kurma memang dapat dikatakan sebagai buah yang manis. Maka dari itu kita sering menggeneralisasi dan menyebut berbukalah dengan yang manis.
Lalu apa benar, berbuka yang manis itu baik? Atau itu sekedar mitos?
Dilansir dari hellosehat.com, saat kita berpuasa cadangan gula darah kita menurun karena tidak mendapat asupan makanan, karena itulah makanan manis dipilih karena dapat meningkatkan kadar gula darah yang turun setelah berpuasa.
Namun tidak serta merta semua makanan yang manis itu baik, apalagi jika kita memakan es buah-es kelapa-dan kolak dalam sekali lahap dan porsi yang besar-besar. Kebanyakan makanan manis justru dapat membuat gula darah menurun drastis, sehingga menyebabkan kita mengantuk dan lemas.
Apakah kamu pernah mengalaminya juga? Setelah memakan semangkuk es kelapa, kolak, dan gorengan bukannya tambah segar, justru mata semakin mengantuk? Inilah yang terjadi akibat kita terlalu banyak mengonsumsi makanan manis.
Lalu, bagaimana caranya agar energi kita benar-benar kembali setelah santap berbuka?
Berbuka dengan pemanis alami, bukan buatan
Kurma sendiri selain mengandung gula, ia pun mengandung serat. Serat inilah yang berfungsi untuk mengontrol gula darah supaya tidak berlebihan, atau tidak anjlok sehingga menyebabkan kita mengantuk.
Lalu bagaimana dengan pemanis buatan?
Dilansir dari hellosehat.com, berbuka dengan pemanis buatan seperti es teh manis, tidak memiliki efek mengenyangkan, sehingga kita akan minum lagi dan lagi. Hal ini akan membuat kita mengonsumsi secara berlebihan sehingga akan timbul risiko diabetes dan obesitas.
Penggunaan gula, sebaiknya diganti dengan madu yang merupakan pemanis alami dan lebih bermanfaat bagi tubuh.
Yang berlebihan itu tidak baik
Berbuka dengan yang manis memang baik untuk mengembalikan energi, namun jika berlebihan dampaknya tentu tidak baik bagi tubuh.
Rasulullah SAW sendiri mensunnahkan kepada kita untuk berbuka dengan yang manis yaitu dengan 3 buah kurma. Ya, cukup 3 kurma. Bukan semangkuk kolak ditambah semangkuk es kelapa dan segelas es teh manis, heuheu...
Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis justru akan menimbulkan risiko penyakit pada diri kita. Dilansir dari doktersehat.com, bahwa banyak mengonsumsi makanan manis dapat memicu resistensi insulin sehingga berimbas pada risiko diabetes. Haduh, kalian tidak mau berurusan dengan penyakit yang satu itu bukan?
Jadi, mulai sekarang yuk kontrol makanan berbuka puasamu. Karena yang manis-manis itu tetap ada batasnya.
Salam dari si manis yang bukan dari jembatan ancol,
Tutut Setyorinie, 21 Mei 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H