Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Plastikku Sayang, Plastikku Malang

10 Mei 2019   15:53 Diperbarui: 10 Mei 2019   21:19 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sampah plastik | sumber: www.ayobandung.com

Plastik adalah barang yang mustahil tidak ada di sebuah rumah. Kalau tidak percaya, coba cek rumahmu sendiri. Lihat berapa banyak kantong plastik yang kau punya, lalu botol minum plastik, sedotan plastik, bungkus makanan plastik dan barang plastik sekali pakai lainnya. Lalu pergilah ke tempat pembuangan sampah, ke kali yang tersumbat, ke laut yang tercemar, dan tanya pada diri sendiri "berapa banyak plastik sekali pakai yang kita konsumi setiap hari."

Saya mengakui bahwa plastik mempunyai beberapa kelebihan sehingga menjadi pilihan orang-orang untuk berbelanja. Pertama, plastik itu murah. Dibanding tas belanja yang harganya berkisar 10.000-15.000, tentu plastik menjadi pilihan yang lebih murah. Hal ini juga dikarenakan kantong plastik banyak digratiskan ketika berbelanja di pasar atau di beberapa supermarket.

Jika pun berbayar, hanya cukup dengan 200 rupiah. Bukan angka yang besar dibanding harga barang yang kita beli sehari-hari. Bahkan angka 200 rupiah sudah tidak bisa dibelikan apa-apa, kecuali permen.

ilustrasi pedagang yang banyak menggunakan kantong plastik | sumber: https://kumparan.com
ilustrasi pedagang yang banyak menggunakan kantong plastik | sumber: https://kumparan.com

Kedua, plastik adalah satu-satunya wadah yang dapat digunakan pedagang untuk menaruh barang. 

Jika kita lihat di pasar, banyak pedagang yang menggunakan plastik sebagai tempat menaruh barang. Mengapa? Hal ini karena plastik adalah satu-satunya wadah yang dapat dipakai para pedagang untuk menaruh barang mereka. Pernahkah kita bayangkan, jika kita ingin membeli jeruk 1 kg di tengah jalan, lalu pedagang tersebut ternyata tidak mempunyai kantong plastik. Apa yang akan kita lakukan? 

Tetap membelinya dengan risiko jeruk berhamburan karena kita tidak punya tangan banyak, atau mencari pedagang lain yang punya kantong plastik? Pilihan kedua tentu lebih diterima nalar. 

Itu baru pedagang di pasar, bagaimana dengan warung-warung yang menjual es teh atau pop ice? Penggunaan gelas plastik dan sedotan juga belum dapat tergantikan. Memangnya ada pedagang yang menjual es teh dengan gelas beling? Bisa-bisa bangkrut sebelum balik modal, heu heu

Meski begitu penggunaan plastik memang harus digantikan. Dilansir dari ayobandung.com, barang-barang plastik ternyata sangat sulit terurai. Kantong plastik butuh waktu 10-20 tahun, sedotan plastik 200 tahun, sikat gigi 400 tahun, bahkan ada yang sampai tidak bisa terurai seperti styroform dan tisu basah.

Lalu, bagaimana cara agar penggunaan plastik itu bisa diminimalisir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun