Tahun panjang penuh kenangan, perjuangan dan keringat di 2017 akhirnya resmi berakhir sekitar dua belas jam yang lalu. Hari ini, coret-coretan di kalender siap berganti dengan lembaran baru. Namun sedikitpun saya tidak menggeser tata letak kalender yang kebetulan didapat dari Kompasiana di meja belajar saya. Salah satu alasannya adalah kehidupan perkuliahan akan berakhir sebentar lagi, jadi tidak perlu repot-repot membeli kalender baru. Namun alasan yang paling hakiki adalah menunggu info tentang kalender gratis.
Tahun baru dan Resolusi adalah sayur asam dan ikan asin yang sulit bahkan mustahil untuk dipisahkan. Hampir setiap orang bermimpi sebanyak mungkin untuk kemudian ditulis besar-besar di buku catatan. Januari adalah bulan dimana kata resolusi bertebaran, entah di media sosial, televisi, radio, bahkan kampus dan sekolah. Namun bagaimana dengan pencapaiannya?
Pernahkah di bulan-bulan berikutnya kita mengecek kembali resolusi tersebut untuk mengetahui sampai dimana kita dalam upaya mewujudkannya. Sedikit lagi kah? Masih panjangkah? Atau jangan-jangan kita bahkan belum mengambil langkah pertama? Untuk itu penting menjadikan evaluasi sebagai tradisi tambahanmu menjelang tahun baru.
Evaluasilah, apa resolusi tahun lalumu?
Buka catatanmu dan coba lihat apa yang telah kamu wujudkan di tahun ini.
Resolusi saya di tahun 2017 yang kebetulan dituliskan bertepatan dengan event kalender Kompasiana adalah seperti berikut...
1.Menulis minimal 48 artikel di Kompasiana dan dilabeli headline tiga perempatnya.
Saya akui, menulis adalah pekerjaan yang susah-susah gampang. Susah mencari waktu dan susah mencari ide, namun gampang bilamana keduanya mengalir bersamaan. Umumnya ide itu mampat dikarenakan kesibukan. Walau saya sudah membulatkan niat untuk tetap menulis di keadaan apapun, namun tetap saja di waktu menjelang ujian semester ide menulis itu menguap begitu saja. Dan di sisa-sisa akhir pekan yang pekat dengan bau liburan, barulah saya menuangkan tulisan lagi.
Setelah saya mericek kolom artikel, ternyata pada tahun 2017 saya menelurkan 53 artikel dengan konsentrasi terbanyak di kategori Fiksiana yang mencapai 28 artikel. Sisanya ada peristiwa langit sebanyak lima artikel, wisata: tiga, gaya hidup: delapan, hiburan: empat, regional: dua, dan humaniora: tiga.
Dari sejumlah artikel tersebut, sayangnya saya hanya bisa mewujudkan label headline di seperampatnya. Hasil ini mengindikasikan bahwa saya masih harus banyak belajar untuk menciptakan artikel yang baik dan benar. Betul begitu, admin? hehe
2. Membaca buku sebanyak-banyaknya.
Membaca adalah salah satu cara untuk melihat dunia. Membaca juga salah satu cara untuk pergi ke suatu tempat di luar imajinasimu, di luar kemampuanmu, ketika kenyataan memaksamu untuk tetap di tempat. Dari sekian banyak buku bagus yang bertebaran di tahun 2017 ini, saya hanya dapat menyelesaikan beberapa seperti Dilan karya Pidi Baiq, Bumi: Tere Liye, Prolog: Adeliany Azfar, dan The Other Side karya Ziggy zezsyazeoviennazabrizkie. Bah, panjang kali itu nama!Namun itu benar nama aslinya, and she's one of my favourite writer.
Beberapa lainnya adalah buku yang lupa apakah saya baca di tahun ini atau tahun sebelumnya, dan beberapa lagi tentunya adalah buku pelajaran. Intermediate Accounting, Advance Accounting, Theory Accounting, Managerial Accounting, Blablabla Accounting, Blebleble Accounting, Blibliblidotcom.
3. Menjuarai lomba menulis
Walaupun saya termasuk orang yang tidak terlalu giat dalam mengikuti lomba menulis, namun saya tetap ingin menjuarai salah satunya. Di kompasiana harapan itu terwujud ketika nama saya ditulis sebagai pemenang blog competition dari Faber Castell. Malam itu, ketika hadiah datang, lengkap sudah paket liburan saya: pensil 48 warna, krayon 48 warna, buku bergambar, spidol 60 warna, dsb, dsb, daaaann dsb.
Resolusi ini juga terwujud di perlombaan resmi kampus yang diselenggarakan Telkom University, November lalu. Alhamdulillah akhirnya saya dapat merasakan pegang piala. Hehe
4. Uang bulanan dan IP Naik
Dari sekian banyak resolusi yang saya buat, point ini adalah yang tersulit untuk dicapai. Uang bulanan naik, sulit? Ya, sulit. Jangan tanyakan ke saya. Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang, bunga yang berdendang, dan kumbang-kumbang yang berterbangan.
IP naik, sulit? Jawabannya tergantung. Tergantung apa? Tergantung dosen, tergantung nilai ujian, dan tergantung amal dan ibadahmu. Meski sulit, bukan berarti harapan itu lantas hilang dan menguap. Karena semua pencapaian harus ada titik mulainya, dan di sinilah saya mengukir titik mulai dengan melafalkan niat.
5. Jangan sekedar tulis, tapi wujudkan semua resolusimu.
Terkadang kita lupa bahwa yang terpenting dalam sebuah resolusi adalah bukan apa yang kita ingin harapkan atau cita-citakan terjadi pada tahun ini, melainkan hal apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan semua angan di lembaran-lembaran kertas itu menjadi nyata.
Jadi, tulis, pikirkan, dan wujudkan.
Padi tetap akan menjadi padi jika kita hanya diam dan duduk manis sambil memperhatikan. Tapi padi bisa menjadi nasi goreng, bubur ayam, bubur sum-sum, sushi, dan bibimbap jika kita mulai berpikir dan bergerak untuk mewujudkannya.
Selamat membuat resolusi, 1 Januari 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H