Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar Liar

28 Agustus 2016   13:50 Diperbarui: 28 Agustus 2016   14:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena tak kulihat lagi ruap asap kendaraan.

Atau jejak kaki orang yang menginjakku dengan tak berperasaan.

Kini, yang kulihat hanyalah petak-petak mawar yang sangat menawan.

Mulai dari merah, putih, hitam dan juga keunguan.

Mereka tumbuh subur seakan pemiliknya memberi pupuk terus-terusan.

Berbeda denganku—yang bahkan disiramipun jarang.

Kulihat malaikat Tuhan itu datang lagi.

Ia masih cantik dengan polesan merah di bibir yang kukenal sebagai lipstik.

Tangannya menyentuh batang leherku yang kemarin dulu patah tercabik.

Kini baru kusadari, ia memperbannya dengan sehelai kain yang terasa lembut sekali.

Dan dikokohkannya kayu penyangga yang membuat tubuhku tetap berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun