Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"War Machine", Strategi dan Ironi Adidaya

3 Juni 2017   16:00 Diperbarui: 8 Juni 2017   14:04 2573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Bleeding Cool

Di tengah masa transisi dari perceraiannya yang sempat membuat masyarakat fans dunia terpolarisasi ke dalam pendukung Jennifer Aniston dan pembela Angelina Jolie, William Bradley Pitt muncul dengan dua film berlatar belakang perang. Film pertama adalah Allied (2016), yang menduetkannya dengan Marion Cottilard, sedang kedua, film berjudul War Machine (2017) yang merupakan buah kerjasama Plan B Entertainment dengan Netflix. War Machine baru saja dirilis pada 26 Mei kemarin.

Sebelum itu, di tahun 2012, ada sebuah buku berjudul The Operators: The Wild and Terrifying Inside Story of America's War in Afghanistan yang ditulis Michael Hastings, seorang jurnalis. Buku Hastings itu merupakan reportase dari perjalan dia bersama jenderal Stanley Allen McChrysta dengan timnya. Stanley adalah jenderal dengan jabatan penting di tengah situasi perang, khususnya di dua perang modern Amerika, yakni Perang Irak dan Perang Afgan. Jabatan itu, di antaranya, sebagai komandan pada Joint Special Operation Command (JSOC) atau International Security Assistance Force (ISAF). McChrysta, ironisnya, mengalami akhir karir karir yang kurang baik. Kalau bukan ironis. 

Tapi kita tidak membicarakan sosok dunia nyata, sosok jenderal tentara yang kongkrit. Kita membicarakan sebuah film.

War Machine adalah film bergaya komedi satir dalam genre besar film perang.  Film ini merupakan versi fiksi dari hasil adaptasi terhadap buku Hastings itu yang dikerjakan oleh David Michôd. Dalam gaya komedi satir, film ini menunjukkan bagaimana seorang perwira militer yang gemilang dalam perang lapangan berakhir dengan cara yang "non perang". 

Bagaimana persisnya? 

War Machine: Strategi Berujung Ironi Adidaya

Dalam flm ini, tokoh utama dilukiskan sosok seorang jendral tentara bintang empat. Lulusan West Point, Ranger School, juga pemilik lulusan kajian politik dan sejarah militer di universitas Yale, Amerika Serikat. Dia memiliki riwayat sukses di medan perang, khususnya di Irak dengan keberhasilan membunuh pemimpin Al-Qaeda, Abu Musab al-Zarqawi, sebelum ditugaskan pemerintahan Obama untuk "membereskan perang" di Afganistan. 

Singkat pelukisan karakter, dalam dirinya, tersimpul dua unsur: militer pemikir sekaligus pemimpin lapangan. Jenderal Glen McMahon, demikian namanya, dengan julukan-julukan seperti Lion King, G-Man, The Big Glen dan Glenimal. Penggambaran ini dilukiskan oleh wartawan yang kelak menciptakan masalah bagi sang jenderal. 

Glenimal mendapat tugas untuk membereskan perang yang baginya, bukan perang karena belum dimulai. Artinya, sebelum penugasan dirinya oleh pemerintahan Obama, sumberdaya yang sudah lebih dulu ada sama dengan tidak becus. Tentu saja, untuk misi serius dari Obama ini, Glen telah memilki lingkaran dalam (inner circle) yang sudah teruji bego dan pintarnya menurut spesialisasi masing-masing: dari tukang IT yang lebih mirip gamer's dan humas sipil yang gemar jual informasi hingga direktur intelijen yang emosional dan juru bicara di forum serius serta tukang pikul perlengkapan pribadi yang terlihat menanggung beban lebih dari berat nasibnya. 

Tapi yang lebih penting dari itu adalah mereka sayang Glen, Glen sama sayang kepada mereka. Klop!

Karena datang pada kondisi organisasi dimana perang Afganistan melibatkan koalisi multinasional, jenderal yang juga mampu berlari 11 km setiap pagi sesudah tidur hanya 4 jam setiap malam dan makan sekali sehari--luar biasa sekali pak tua yang satu ini!--maka ia harus membangun kesepahaman, menata ulang ruangan yang bersekat-sekat menurut bendera nasional masing-masing dan mengambil alih komando kunci. Ini strategi pertama Glen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun