Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Sore dengan Sepasang yang Sama

1 Agustus 2016   18:09 Diperbarui: 2 Agustus 2016   15:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bentreriverside.com

Dia yang kembali setiap sore: lusuh dan lelah.

Sepasang yang sukar disembunyikan wajah atau disamarkan hati. Apalagi di kota-kota. Yang warganya berjuang menguapkan itu dalam percakapan, kopi dan kafe. Tapi mereka tidak menyukai filsafat dan puisi!

Seperti sore ini, aku dan kamu. Pada sebuah kafe dengan harum kopi dari anak-anak suku di kaki gunung. Terbenam dalam ruang dingin tanpa thermometer. Dingin tiada berangka.

Lalu kepada facebook, kamu berkisah bosmu yang bodoh dengan perintah yang berulang, seringkali marah terhadap kesalahan-kesalahannya sendiri. Kemudian ganti aku, kepada twitter, dengan cerita tentang rekan kerja yang culas di balik wajah yang selalu memasang ramah. Emosi kita bertukar dengan suka, komentar, bagikan, atau re-twitt.

Sesudah jalanan sepi di luar jendela, kita masih berusaha menenggelamkan sisa muak dan kemarahan, sepasang lain yang kelak menjadi mimpi buruk lewat igau yang mengamuk. 

Kemudian kita akan berjalan pulang. Membaringkan muak dan marah terpendam tanpa saling memeluk.
Kita tahu tanpa mengaku:
Besok sore, kita akan kembali dengan sepasang yang sama.

Dan kita akan selalu mengeluh pada facebook atau twitter, bukan?

[2016]

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun