Sesuatu hanya duga terburu, dia tak pernah mewujud.
Sesuatu dalam pasrah kau rayu, kisah yang tak pernah memanggilmu.
Kopi menyesap segala bisa kedalam diam.
Asam duka telah bercampur lembab malam, hambar pagi
dan gigil nelangsa. Juga gelegar petir
menghanguskan cakrawala. Gentar menebar segala sesak.
Lelah rintih menggantung di matamu.
Hujan gemar gugur satu-satu. Beranda penantian setia gerimis berkabut.
Tidak pernah ada kabar dari lembayung senja. Dari lorong-lorong
di seberang jendela kuil tua. Kabar untuk pagi baru.
Atau demi malam rindu menggebu. Hanya cakap berulang
di depan cermin tua. Cahayanya tak lagi kuat bersinar lama.
Tidak pernah ada Miss U dari Watimah,
Rusmini, atau Walandari. Mmuaach dari Raisa atau Chelsea.Â
Mereka adalah entah. Dunia dewi jumawa.
Ilusi dalam kotak pandora
secelaka penyihir tertukar merapal abrakadabra
Sesuatu dalam entah kau tunggu,
dungu yang kau sangka melatih tabah!
***
Versi lebih awal dari serupa puisi ini pernah dimuat di Ngawursiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI