Tidak ada yang menghendaki diremuk tragedi, apalagi di masa sepuh. Tapi, kita tahu, sebagaimana kematian, tragedi tidak suka memilih. Dam seperti kematian, tragedi tidak tiba-tiba hadir tanpa sebab atau kondisi-kondisi yang memungkinkan ia hadir.
Di Aftermath, ada narasi nasib seperti itu. Adalah Roman, seorang tua, arseitek yang tekun dan displin. Ia sedang menanti kedatangan istri dan dan anak perempuannya yang sedang hamil. Roman bahkan sudah mendekor rumahnya dengan kata-kata, Welcome Home. Ramon sudah membayangkan kebahagian kecil berkumpul dengan cinta dan buah cintanya.
Tapi pertemuan itu tidak pernah terjadi. Kebahagiaan masa tua, dengan bersama istri dan menimang cucu dari anak perempuannya, bukanlah miliknya.Â
Hari dimana seharusnya menjadi momen bahagia terbakar habis menjadi duka lara. Duka tak berujung! Hari itu, pesawat yang ditumpangi istri dan anaknya mengalami kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi dikarenakan salah pandu operator menara pengawas. Operator yang juga seorang ayah dari istri cantik dan seorang bocah. Operator yang kemudian mengidap sejenis depresi dan rasa bersalah.Â
Ramon bahkan dibujuk oleh orang-orang maskapai untuk menerima "uang ganti rugi" dan menyetuji kasus ditutup. Uang digunakan sebagai pengganti duka. Kehilangan tak berperi itu dipaksa untuk tunduk pada imbal material. Tindakan yang sungguh-sungguh biadab! Roman tentu saja menolak.
Arsitek sepuh ini kemudian menemui operator itu dan menuntut satu hal, mintalah maaf. Bukan permintaan kecil yang diperoleh, mereka malah bertengkar. Operator itu mati dengan leher yang luka menganga. Ramon menghabiskan waktu di penjara.
Aftermath adalah film terbaru Arnold Schwarzenegger. Film ini baru saja dirilis 7 April kemarin dan merupakan adaptasi atas peristiwa nyata. Tapi saya tidak akan bercerita ulang yang sifatnya sinopsis. Silahkan dibaca saja sinopsinya pada laman ini.Â
Sistem dan Tragedi
Dalam drama, tragedi adalah lakon tentang orang-orang baik yang mengalami kemalangan terus menerus bahkan sampai mati. Demikian pula yang terjadi kepada Ramon. Pertanyaannya adalah dari mana kemalangan itu datang? Bagaimana ia bisa datang?Â
Pada masyarakat tradisional atau lebih tua dari itu, pertanyaan seperti di atas sangat bisa jadi dijawab dengan penjelasan yang bersifat "supra natural". Bahwa semua ini berasal dari sesuatu yang berdiri di luar sana (transenden), sangat berkuasa dan tak terjamah, yang tak mungkin dijangkau oleh penjelasan-penjelasan yang bisa dibuktikan dengan akal. Sesuatu yang adimanusiawi.
Namun dalam masyarakat modern, dimana rasionalisasi bekerja terus menerus dan menyebar ke seluruh sendiri kehidupan, menciptakan sistem yang berwujud ke dalam organisasi dengan distribusi otoritas dan keahlian, fungsi dari unit-unit kerja yang jelas, spesifik, dan bisa dikontrol, tujuan-tujuan yang terukur, tragedi seperti dialami Ramon, bukan sesuatu yang sepenuhnya "karena takdir". Sebaliknya, takdir tragedi datang dikarenakan sistem rasional itu memiliki kesalahan dalam caranya bekerja.Â