Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mimpi Seekor Burung

24 April 2016   21:01 Diperbarui: 24 April 2016   21:08 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="old tweety | sametomorrow.com"][/caption]

seekor burung
dalam sangkar madu digantung
terayun-ayun bersama ubannya
 yang tumbuh lebih lekas dari mesin hitung

pada sebuah senja nan tanggung
si burung mengayun-ayun tubuh tuanya yang linglung
mengenang hidup muda dikurung-kurung
disuruh setiap hari bersenandung
menenangkan hati tuan kaya tapi bingung

setiap malam menanjak lengang
si burung mencabut pita suara, melepas paruhnya yang lelah
menjumpai tidurnya,
dengan berdoa yang setia meminta
Tuhanku yang Maha Merdu
tolong cabut ubanku, agar paruhku lupa berapa lama dikurung

Lalu datang dua kucing kerempeng
mengendap endap di depan jendela yang terang
“Kita sikat itu burung,”
kata salah satunya
“Untuk apa?”
“Supaya bisa rasakan pahitnya daging
dari hidup yang dikurung.”

dalam lelap tidurnya
si burung bermimpi tak biasa:
dua kucing kerempeng yang penuh uban
bersenandung dalam sangkar yang digantung,
sedang di depan terang jendela,
si tuan kaya sedang mengendap-endap

ia mencari hatinya yang bingung

 

[2016]

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun