Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Kail di Mataku

10 Agustus 2016   10:27 Diperbarui: 10 Agustus 2016   12:33 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai jiwa-jiwa selaksana:
gunung rekah, laut gelisah, tanah pekuburan, jalan-jalan patah,
atau pagi yang lupa diri dan senja yang berkhianat,
juga malam-malam laknat.

sedang datang kabar gembira
dari sebuah kelahiran
kelahiran puitika,

dibidani senjakala
Ia tertawa,
dimandikan malam dingin,
ia tersenyum manis,

dan ketika hari-hari memaksaku terlelap,
dengan mata terbuka, tangan-tangan terkepal
sebuah Mata Kail ia tulis di mataku:

Untuk menangkap ikan yang berenang-renang bebas
di matamu,
aku butuh mata kail setajam cemburu
menjerat pandang tanpa selembar benang.

Untuk memanen ikan yang berlompatan riang
dari setiap tatapanmu,
aku memasang umpan paling pandai berperan
seperti keniscayaan agama pada orang-orang bebal.

Mata Kail yang menjaga lelapku,
bersiaga dari politik matamu!

[2016]

***

*). Puisi Mata Kail ditulis oleh Mugya Syahreza Santosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun