aku tubuh di rak toko buku, putih dan baru
kala itu muram senja jatuh di pipimu,
dan air mata menjadi hujannya
hatimu luka
kau membawaku, berpeluk di sesak napas sendu,
luka hatimu menjadi huruf-huruf sedih
merajah putih kulitku;
bersama dalam patah hati
di kamarmu yang sunyi
sejak itu,
setiap sesak menikam napas
luka mendarahkan hatimu
huruf-huruf sedih merajah tubuh putihku
berpuluh rajah, berpuluh duka
pada beribu air mata, juga berjuta doa
aku adalah belahan ketegaranmu,
yang menyelamatkan dari berulang patah kisah kasih
hingga datang senja menjelang hari raya
kau merajah selarik doa:
patah hatiku telah musnah,
kini aku bersiap bahagia!
dan aku?
segera terbiar dalam kotak berdebu,
di lembab kolong gudang
sedang di kamarmu
dia yang bertubuh kuning, dengan baju "Departeman Agama"
duduk bersahaja di tempatku
tubuh kuning yang membuatku
tak lebih dari masa lalu
dan debu.
***