Jim, kamu sudah dimana? Saya sedang bersiap ke kantor Dinas Sosial. Tidak ada yang mengantar!
Pesan singkat masuk di inbox. Dari nomor selular Azis. Ini sebuah “panggilan”, bukan sekedar pesan atau basabasi permintaan tolong yang biasa dan datang dari orang yang sekedar butuh teman karena dirinya diasingkan, kebutuhan akan teman yang muncul dari kebiasaan memanfaatkan kebaikan orang lain.
Aduh, mesti bagaimana nih, batin saya, pemilik jiwa sedang terjepit dalam kesempitan pilihan antara segera bergegas atau mendengar ceramah basi, pada ruang kerja yang penuh dengan tumpukan kertas di atas meja, ceramah yang keluar bibir penuh lipstick merah yang disapu secara genit pada wajah bundar seorang pegawai tata usaha di fakultas. Nadanya tinggi, marah besar seolah saya adalah pendosa karena menghamili anak perempuannya dan berniat kabur lalu membiarkan semuanya menjadi penderitaan panjang aib muda yang di masa depan akan selalu mengutuk habis gairah cinta masa kuliahnya.
“Kamu itu harus sudah segera menyelesaikan pembayaran SPP. Sudah menunggak tiga semester. Kamu akan mendapat surat teguran. Kalau lewat empat semester, bisa di-DO, tahu kan aturannya?”
Sialan. Ya tahulah, maki saya dalam rahang yang mengeras. Setengah mendesis seperti ular sangat berbisa yang kesal sebab kepalanya ditekan oleh cecabang kayu sementara si pawang mendapat tepukan penonton.
Jim, kenapa smsnya tidak dibalas? Tolong telpon saya, jangan membalas tidak ada yang membacakan.
Pesan pendek lagi. Masih dari Azis. Panggilan yang makin menekan ulu hati dan menciptakan rasa muak pada ceramah basi bibir yang kini seperti debt collector.
“Jadi kamu sudah haru…”
“Maaf Bu, saya ada urusan mendadak. Soal tunggakan SPP, nanti dibereskan. Saya janji.”
Saya berdiri dan berlalu tanpa menoleh ke belakang. Terserah apa yang akan terjadi sesudah ini, di drop out dari kampus pun terserah. Saya sudah tidak ambil pusing.
Keluar dari ruangan, saya memeriksa pulsa di nokia jadul, *888#. 150 perak. Jangankan menelpon, menggunakan layanan short message service saja tak bisa. Sialan!