Sebuah uppercut dikirim dari istana.
Menikam telak di lambung intelektualisme mahasiswa.
Buuk. Haaagh.
Braaakk..
Intelektual itu,
tumbang bersama mual  idealisme muda
bersimpah muntah supermi, mimpi dan citra diri retak;
jejak narasi lelah di sunyi pencaharian makna
Sedang di suram dinding kamarnya,
Wiji Tukul tertunduk layu,
dari mulut apinya, lamat-lamat terdengar sebuah sajak:
Apa guna punya ilmu tinggi
kalau hanya untuk mengibuli!
Apa guna?
Guna siapa?
[2016]
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!