Bulan tiba di atas atap,
ketika senyap dibelah nasib.
Makin dalam, malam semakin dipenuhi gaduh,
bertukar tambah dengan sendu, remuk,
segala akibat yang berbayang-bayang
sebagai trauma.
Di bawah perlindungan atap,
nasib masih bernyanyi ganjil,
lirih bagi sendiri, bertepuk sebelah,
dan/atau puisi-puisi yang tak pernah dibaca Â
Hingga lama sekali, sudah lama sekali
tak ada lagi diam yang bisa
menunda dan mengaburkan
airmata dan asa sisa.
Siapa yang tega,
datang sebagai khotbah?
MANUSIA...
-0-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI