Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Perihal "Kau" yang Pernah Gentayangan di Kepala

26 Juli 2024   20:27 Diperbarui: 26 Juli 2024   21:32 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: eagleeye.news

Harap tersebut adalah keinginan yang mewah bagi seorang nomaden urban dengan laku berpindah dari asrama mahasiswa ke asrama yang lainnya.

Tapi sahabat yang datang dari Palu ini meminta ditemani tanpa tujuan khusus. Jadi kami berputar-putar dengan angkutan kota sembari mengukur Manado yang sedang menuju perayaan Natal. 

Kau begitu indah untukku
Kau aku mencintaimu
Dan kau hancurkan isi hatiku
Kau…
   

Pada bagian reffrain ini, sahabat saya turut berdendang. Dari bibirnya mengepul asap putih yang dihembuskan keluar jendela. 

Ia seperti video klip yang hidup, penghayatannya dalam. Jangan-jangan ia memang sedang patah hati dan perjalanan ini adalah usahanya menemukan ruang paling sesak dalam dadanya. 

Saya tidak ambil peduli. Ini juga bukan pertama kali Kau bersenandung di sebuah mikro--penyebutan orang Manado untuk angkutan dalam kota--dan bukan pertama kali saya mendengarnya. Lagu ini termasuk sering diputar.  

Tapi malam itu, di bawah langit Desember, suasana menuju Natal terasa lebih sendu. Ada yang patah, lantas hampa, tapi kita tidak benar-benar tahu dikarenakan apa. Kita hanya tidak ingin bicara..

Saya bersandar lebih dalam ke kursi mikro. Dan sahabat saya itu masih ikut menyanyi sambil mengepulkan asap pelan-pelan.

Lagu berjudul Kau. Dinyanyikan band Pilar. Kemunculan Pilar saat itu mewakili kecenderungan dari produksi lagu-lagu pop mewek yang isinya patah hari, perselingkuhan atau cinta ditolak. 

Band ini pernah tampil di Dahsyat, RCTI. Lagunya diputar di radio lokal, selain di angkutan kota. Video klipnya bahkan diperankan Luna Maya dan Baim Wong. Tapi hanya sampai di situ. 

Sesudah kemunculan Kau, tak ada lagi tembangnya yang dinyanyikan dari dalam angkutan kota. Dinyanyikan mahasiswa galau yang ketika bertemu gerimis, merasa kegalauan memiliki momentum pelampiasan. Dramatik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun